Lombok Barat – Geo Trash Manegement (GTM) adalah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan yang berdiri pada tahun 2019. Andrew Sinclair selaku direktur GTM menerangkan “GTM Merupakan komunitas yang memanage sekitar 6% permasalahan sampah plastik yang ada di Indonesia. Sampah plastik merupakan masalah dan kami menawarkan soslusinya dengan cara mengedukasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan kemudian mereka bisa menyerahkan sampah tersebut kepada GTM untuk mengolahnya”
GTM juga bekerjasama dengan STIP NTB dalam hal Industrialisasi dengan konsep peningkatan nilai tambah dan Zero Waste dengan konsep penanggulangan masalah sampah khususnya sampah plastik. Hasil dari kerjasama tersebut ialah terciptanya mesin pengolah sampah plastik menjadi minyak yang disebut dengan mesin pirolisis yang berlokasi di STIP NTB, Lelede Lombok Barat
Mesin pirolisis merupakan mesin yang digunakan untuk mengolah sampah plastik kresek menjadi minyak . Sampah pelastik dimasukkan ke dalam mesin spiriolisis, di dalam sana terjadi proses pembakaran. Setelah dibakar, sampah-sampah tersebut didinginkan bersamaan dengan gas. Dari proses tersebut terciptalah residu, residu ini merupakan bahan bakar mentah yang nantinya akan didestilasi menjadi beberapa jenis bahan bakar minyak seperti solar, bensin, karosin, avtur dan aspal. Andrew menjelaskan bahwa mesin tersebut dapat menampung sekitar 800 kg sampah plastik dan dapat menghasilkan 500lt minyak dalam 13jam/hari.
Selain bekerjasama dengan STIP NTB, GTM bekerja juga sama dengan 160 bank sampah di lombok dan salah satu organisasi pelayanan sosial yaitu Lombok Care Community (LCC) untuk mengumpulkan sampah plastik kresek yang nantinya akan diolah menjadi bahan bakar minyak. Selain menjalin kerja sama, GMT juga mengadakan sosialisasi dengan bank sampah terkait pemelihan sampah plastik kresek.
Pak Hamdan selaku mediator GTM menambahkan“Sepertinya kita tidak kesulitan dalam hal memperolah sampah plastik, hanya saja kita perlu mengorgenize dan mengedukasi masyarakat terkait sampah. Tapi saya yakin generasi sekarang jauh lebih peduli akan sampah atau kebersihan lingkungan”. (R.P)