MATARAM – Anggraini Karomah, biasa akrab dipanggil “Anggi”, merupakan remaja berusia sekitar 20 tahun yang sudah menjadi atlet silat selama tujuh tahun. Awal mula peristiwa sehingga ia menjadi seorang atlet silat bisa dibilang cukup unik.
“Awalnya karena terpaksa, dulu waktu SMP sering kelahi di sekolah, sering ikut-ikutan tawuran karena circle pertemanan juga lelaki semua, waktu itu lagi berantem, kebetulan ada pak guru baru sekaligus pelatih silat yang lerai, terus dikasih baju gratis dan disuruh ikut latihan, akhirnya lama-lama jadi suka dan terbiasa.” ucapnya ketika ditanya pada 16 Oktober 2021.
Awal mula peristiwa tersebut sehingga menjadikannya atlet silat hingga saat ini terdengar cukup unik. Peristiwa yang tidak terduga mampu membuatnya menjadi seorang atlet silat yang bisa dibilang cukup sukses karena sudah sering mengikuti lomba dan memenangkan kejuaraan dari lomba yang diikuti. Anggi pernah mengikuti perlombaan di dalam maupun di luar Provinsi Nusa Tenggar Barat. Atas perlombaan yang diikuti tersebut, Anggi lebih sering meraih juara pertama. Hal tersebut tentunya menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya dan juga bagi daerah. Tentunya tidak mudah untuk bisa mencapai kemenangan tersebut. Pasti selalu ada usaha yang sangat keras yang sudah dijalani oleh Anggi sehingga ia memenangkan perlombaan yang diikutinya, seperti melakukan latihan sebanyak lima kali dalam seminggu dan juga menikmati suka duka menjadi atlet silat. Namun, semua usaha yang dilakukan dapat membuahkan hasil yang baik bagi dirinya.
“Merasa senang karena bisa menjalankan hobby dan dari silat ini saya juga mendapatkan penghasilan serta bisa masuk ke perguruan tinggi sekaligus mendapatkan beasiswa.” ucapnya.
Suka duka di dalam setiap kejadian pasti ada. Begitupun yang dirasakan Anggi. Suka duka yang dialaminya yaitu sukanya dapat bertemu banyak orang-orang hebat, menambah pengalaman, memiliki banyak kenalan dari luar provinsi, menjadi kebanggan untuk keluarga terutama orang tuanya. Duka yang dialaminya seperti merasa lelah untuk latihan, merasakan sakit yang dikarenakan oleh benturan-benturan hingga lebam/biru, dan kadang ia juga merasa jenuh. Dengan keadaan pandemi seperti saat ini menjadikan kejuaraan-kejuaraan tidak bisa diadakan juga merupakan hal yang termasuk dalam suka duka.
“Untuk bulan Desember nanti saya akan mengikuti kejuaraan provinsi untuk mendapat tiket ke PORPROV 2022 mendatang.”
“Tapi kembali lagi ingat awal mula melakukan semua ini untuk apa.” ucapnya ketika Anggi merasa jenuh selama menjadi atlet.
Perasaan-perasaan yang timbul semacam jenuh ataupun lelah pada profesi yang dijalani oleh Anggi menjadi berkurang dikarenakan adanya penyemangat dari keluarganya, teman-teman terdekatnya, pelatihnya, dan yang utama dirinya sendiri untuk Anggi dalam menjalani profesinya sebagai atlet silat. Hal tersebut mampu menjadi penyemangat sehingga Anggi bertahan menjadi atlet silat hingga saat ini.