[Mataram, 10 Desember 2024] – Salah satu tantangan terbesar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah pengelolaan keuangan yang tepat. Seorang pemilik usaha minuman bernama Desti, mengatakan bahwa menggunakan sistem pencatatan keuangan secara manual masih sering membuatnya bingung.

“Uangnya dicatat di buku, dicatat per hari. Nanti di akhir minggu baru dihitung, terus dipisahin labanya. Kalau labanya sudah dipisahin, sisa uangnya buat beli bahan baku lagi,” Desti menjelaskan. Ia rata-rata memperoleh keuntungan antara Rp150.000 dan RP200.000 setiap minggu dari penjualannya.

Meskipun cara ini cukup sederhana, wanita berumur 20 tahun itu mengatakan dia menghadapi kesulitan saat mencatat. “Kadang suka ada keliru karena lupa catat,” katanya. Meskipun murah dan mudah, sistem pencatatan manual ini sering mengakibatkan kesalahan yang menyebabkan laporan keuangan yang tidak akurat.

Kesalahan pencatatan manual sering menyebabkan pelaku usaha UMKM kesulitan memantau arus kas dengan akurat. Hal ini dapat berdampak pada pengambilan keputusan bisnis, seperti saat merencanakan pengeluaran dan mengelola keuntungan.

Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun UMKM memainkan peran penting dalam meningkatkan perekonomian lokal. Namun, masih banyak pelaku usaha yang gagal mengelola keuangan dengan baik, yang dapat menghambat pertumbuhan dan pengembangan usaha mereka di masa depan.