Bonggol Jagung di Seruni Mumbul
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram melaksanakan program pengolahan limbah bonggol jagung menjadi briket di Desa Seruni Mumbul, Lombok Timur, pada Selasa (28/01/2025). Program ini bertujuan untuk mengurangi limbah organik sekaligus meningkatkan perekonomian desa melalui inovasi energi terbarukan.
Dalam pelaksanaannya, program ini mendukung dua tujuan utama SDGs, yaitu SDGs 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau serta SDGs 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Pengolahan limbah bonggol jagung menjadi briket menghasilkan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, yang dapat digunakan oleh rumah tangga maupun usaha kecil, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, pemanfaatan limbah ini juga membantu mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang, sekaligus menciptakan pola konsumsi dan produksi yang lebih berkelanjutan di tingkat lokal.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk BUMDes dan Karang Taruna Desa Seruni Mumbul. Sebanyak 20 warga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Balai Desa, mencakup seluruh tahapan pembuatan briket, mulai dari pengumpulan bonggol jagung, pengeringan, penggilingan, pencampuran dengan bahan perekat alami, hingga pencetakan briket. Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan keterampilan baru yang berpotensi meningkatkan kesejahteran warga desa.


Ketua KKN PMD Desa Seruni Mumbul 2 Tahun 2024/2025, Bilal Riezki Adidarma, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk inovasi berbasis pemberdayaan masyarakat. “Kami berharap program ini tidak hanya mengurangi limbah di desa, tetapi juga menciptakan peluang usaha baru bagi warga. Dengan briket bonggol jagung, masyarakat dapat mengubah limbah yang sebelumnya tidak bernilai menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.
Manfaat program ini juga dirasakan langsung oleh warga desa. Salah satu peserta pelatihan, Ibu Satar, mengungkapkan, “Selama ini bonggol jagung hanya dibuang begitu saja, tanpa disadari bahwa limbah tersebut dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna.”. Dengan adanya pelatihan ini, ia dan warga lainnya memperoleh wawasan baru mengenai pemanfaatan limbah untuk usaha yang lebih ramah lingkungan.
Pihak Pemerintah Desa Seruni Mumbul turut mengapresiasi inisiatif ini. Sekretaris desa Bambang Nurdiansyah menilai, “Kegiatan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.”. Oleh karena itu, mereka berharap program serupa dapat terus dikembangkan di masa mendatang agar manfaatnya semakin luas.
Dukungan warga terhadap program ini tercermin dari minat BUMDes untuk melanjutkan produksi briket sebagai usaha desa. Salah satu pengurus BUMDes mengungkapkan keinginannya untuk membentuk kelompok usaha kecil yang secara konsisten memproduksi briket bonggol jagung. Ia meyakini bahwa dengan pengelolaan yang baik, usaha ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal menuju Desa Seruni Mumbul yang lebih mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti limbah bonggol jagung, desa ini dapat mendukung pencapaian SDGs secara nyata melalui solusi berbasis pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Penulis :
Firda Salzabilla Syehan / Fakultas Pertanian Universitas Mataram