Mataram – Mahasiswa Fisipol Universitas Mataram menggelar acara terbuka pada hari minggu, 29 september 2019. Bertemakan “Merespon Dengan Seni, Reformasi di Korupsi”, acara ini dilaksanakan dalam rangka mengkritisi kondisi demokrasi Indonesia saat ini, acara yang di selenggarakan oleh mahasiswa memiliki tujuan untuk mencangkup segala lini dalam menyuarakan pendapat tentang demokrasi di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat umum.
Mahasiswa Fisipol menyelenggarakan pentas seni pada hari Minggu, 29 september 2019. Acara ini dilakukan mahasiswa untuk mengkritisi pemerintah dalam menjalankan demokrasi, namun mahasiswa Fisipol Universitas Mataram menyikapi Demokrasi Indonesia saat ini dengan pentas seni yang di tampilkan oleh mahasiswa Fisipol Universitas Mataram seperti, pembacaan puisi, akustik, teaterikal, orasi ilmiah dan banyak lagi. Banyak mahasiwa dan masyarakat umum berpartisipasi dalam acara yang bertemakan “ Mersepon Dengan Seni, Reformasi Dikorupsi”. Pentas seni ini diselenggarakan pertama kali oleh mahasiswa Fisipol Universitas Mataram selama lima tahun, bertepatan dengan momentum RUU KUHP.
Acara pentas seni dibuka dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dan dilanjutkan pembacaan sumpah mahasiswa yag di sampaikan oleh Alfian Romli mahasiwa Fisipol Universitas Mataram, selain itu didalam rangkaian acara pembukaan, mahasiswa bersama- sama berdoa untuk Indonesia yang lebih baik dan mendoakan mahasiswa korban penembakan di kendari (26/19). Pembukaan pentas seni bertujuan mengingatkan mahasiswa untuk lebih berhati-hati dan tidak anarkis dalam berorasi menyampaikan aspirasi. Bertepatan tanggal 30 september 2019, mahasiswa se-NTB akan melakukan orasi didepan gedung DPRD Provinsi NTB untuk menolak RUU KUHP.
Acara pentas seni ini sesuai dengan momentumnya, banyak mahasiswa menyorakan demokrasi harus di luruskan lagi. mahasiswa fisispol inisiatif meresponnya dengan media seni, banyak dari organisasi dan komunitas mendukung acara ini seperti Himikom, HMHI, Himasos, Teater Putih, Daco, CSB ArtWork, BEM Universitas Matarm dan banyak lagi. Tidak sedikit dari Organisasa maupun Komunitas sumbang karya dalam bentuk puisi, akustik, mural dan teaterikal.
Selama pertunjukan berlangsung, mahasiswa antusias menggunakan almamater sebagai tanda perjuangan dan mengabadikan momen menggunakan media sosial dengan beberapa tagar dan hastage sebagai bentuk dukungan mahsiswa. “Mengapa menggunakan hastage dan tagar, selain kita menyalurkan orasi dalam bentuk seni di gedung Fisipol Universitas Mataram, mahasiswa dan masyarkat juga perlu berorasi melalui sosial media karena zamannya sudah berbeda saat ini”, ujar Safan Legian sebagai ketua panitia penyelenggara.
Pembacaan puisi sajak berjudul “Pertemuan mahasiswa” yang di bacakan oleh Alfian Romli sebagai pertunjukan penutup, selain itu pembacaan Maklumat Mahasiswa “Tuntaskan Reformasi” sebagai kommitmen mahasiswa dalam membenahi demokrasi di Indonesia, banyak dari mahasiswa yang hadir diacara tersebut pada malam minggu, 29 September 2019. Mahasiswa dan masyarakat umum ikut serta membacakan Maklumat Demokrasi secara serentak dan diiringi oleh musik nasional (Tanah Airku).