Hiruk pikuk Kota Mataram menyimpan berjuta kisah. Ada kisah tentang ketangguhan dan kekuatan luar biasa yang tersembunyi di balik layar, kisah seorang pria bernama Bambang, petugas parkir berusia 46 tahun yang mengabdi di Indomaret Jalan Catur Warga (sebelum Ricky Smartphone).
Kisahnya bukan sekadar tentang bekerja dengan jujur, tetapi juga tentang tekad dalam menghadapi tantangan fisik dan finansial, sebuah pengingat yang tenang, namun mendalam tentang kekuatan manusia.
Kehidupan yang Berubah, Namun Tidak Hancur

Enam tahun lalu, kehidupan Bambang berubah drastis. Setelah kecelakaan yang menyebabkan kaki kanannya diamputasi, masa depannya tampak tidak pasti. Perjuangan untuk beradaptasi dengan kaki palsu, ditambah dengan kenyataan situasi ekonominya, sungguh berat. Namun, Bambang, pria yang tidak pernah menyerah, tidak membiarkan tantangan ini mendefinisikan dirinya.
“Tentu saja, awalnya sulit,” katanya, wajahnya tenang tetapi matanya memperlihatkan beban kenangan. “Belajar berjalan lagi dengan prostetik itu sulit, dan kemudian ada pertanyaan tentang pekerjaan. Tetapi saya tahu saya tidak bisa duduk diam dan tidak melakukan apa-apa. Saya harus terus maju.”
Menemukan Tujuan Baru di Indomaret
Bertekad untuk mencari nafkah meskipun cacat, Bambang menemukan pekerjaan sebagai petugas parkir di Indomaret setempat. Selama empat tahun terakhir, ia dengan setia mengelola tempat parkir, menyapa pelanggan dengan senyum hangat dan mengarahkan mereka ke tempat yang tersedia. Rutinitas hariannya mungkin tampak sederhana, tetapi bagi Bambang, setiap hari adalah kemenangan—bukti tekadnya untuk terus maju, baik secara harfiah maupun kiasan.
“Saya bekerja dari pagi hingga menjelang tengah malam,” katanya. “Pada hari-hari sibuk, saya bisa menghasilkan sekitar 2,5 juta rupiah sebulan, tetapi ada juga saat-saat yang lebih sepi. Tidak banyak, tetapi itu membantu saya bertahan hidup.”
Penghasilannya paling banyak per bulan mencapai 2,5 juta rupiah. Bagi Bambang, penghasilannya hanya cukup untuk menutupi biaya hidup pokok, meskipun tidak banyak ruang untuk hal-hal lain di luar kebutuhan pokok. Namun, ia tetap bersyukur atas apa yang dimilikinya, karena tahu bahwa masih banyak orang lain yang menghadapi kesulitan yang lebih besar.
Keterampilan Tersembunyi di Balik Seragam
Meskipun pekerjaannya di Indomaret memberinya penghasilan tetap yang tidak seberapa, Bambang memiliki keterampilan lain: ia adalah tukang kunci terlatih. Ini adalah keterampilan yang ia pelajari bertahun-tahun lalu, tetapi tidak pernah dimanfaatkan sepenuhnya. Tanpa sarana untuk membuka usahanya sendiri, bakat ini sebagian besar belum dimanfaatkan.
“Saya tahu cara membuat kunci dan memperbaiki gembok,” katanya dengan sedikit bangga. “Tetapi saya tidak memiliki peralatan atau tempat untuk memulai usaha saya sendiri. Namun, itu adalah sesuatu yang pernah saya pikirkan.”
Kemampuan Bambang sebagai tukang kunci menawarkan secercah harapan untuk masa depan. Jika ia menemukan dukungan yang tepat—mungkin pinjaman kecil atau mitra bisnis—ia dapat menggunakan keterampilan ini untuk menambah penghasilannya atau bahkan membangun kehidupan yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Tetap Tegak, Meski Banyak Rintangan
Namun, untuk saat ini, Bambang tetap bekerja sebagai petugas parkir, tidak pernah membiarkan tantangannya mengaburkan komitmennya untuk mencari nafkah. Ia mungkin tidak punya banyak, tetapi ia berpegang teguh pada keyakinan bahwa hidup, meskipun penuh kesulitan, layak diperjuangkan.
“Saya sudah mengalami banyak tantangan,” kenangnya. “Tetapi saya masih punya banyak hal untuk disyukuri. Saya punya pekerjaan, saya masih bisa bekerja, dan saya punya orang-orang yang peduli pada saya.”
Kisahnya adalah kisah tentang ketahanan yang tenang—penolakan seorang pria untuk membiarkan keterbatasan fisik atau kesulitan finansial menentukan masa depannya. Di dunia yang sering kali bergerak terlalu cepat untuk menyadari pahlawan sehari-hari di antara kita, perjalanan Bambang menjadi pengingat akan kekuatan dan kegigihan yang ada di balik peran yang paling sederhana sekalipun.
Menatap Masa Depan
Bambang bermimpi suatu hari nanti menggunakan keterampilannya sebagai tukang kunci untuk memulai usaha kecil-kecilan, mungkin sebagai cara untuk meringankan beban pekerjaannya sehari-hari sebagai petugas parkir. Namun untuk saat ini, ia puas melakukan apa yang ia bisa, untuk berdiri—secara harfiah dan kiasan—melawan tantangan hidup yang telah diberikan kepadanya.
Dalam kisahnya, kita menemukan sebuah pelajaran: kesulitan hidup mungkin memperlambat kita, tetapi tidak harus menghentikan kita. Dan bagi Bambang, setiap hari dalam pekerjaannya adalah hari untuk tetap kuat, tidak peduli seberapa sulit jalan yang harus ditempuh.