Mataram – Kebijakan pelarangan penggunaan tas plastik di Kota Mataram ditetapkan pada 1 Mei 2024. Kebijakan tersebut berisikan tentang larangan penggunaan tas plastik sekali pakai pada seluruh minimarket ataupun toko swalayan demi menekan tingkat penggunaannya yang mencapai 30% dari tingkat kuantitasnya pada jenis sampah di Kota Mataram. Peran dan kesadaran generasi z tentunya diperlukan untuk keberhasilan kebijakan tersebut.

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa mahasiswa di Kota Mataram, mereka berpendapat untuk mendukung diterapkannya kebijakan ini karena menjadi solusi untuk penimbunan sampah plastik di Mataram.
“Saya sendiri merasakan dan setuju dengan kebijakan tersebut. Karena cukup berdampak terhadap pengurangan timbunan sampah rumah tangga sehari-hari. Kebijakan ini sudah cukup menjadi solusi. Namun, mungkin dapat ditingkatkan dengan menormalisasi hidup sehat, memperbanyak konsumsi bahan yang bersifat organic.” Ujar Deswita.
Pembatasan penggunaan tas plastik tentunya akan merubah perilaku konsumen, yang mulanya “pasti” akan diberikan tas plastik sehabis berbelanja di minimarket atau swalayan, kini beralih menggunakan totebag atau tas yang menggunakan kain spundbond.
“Mungkin saat ini masih awal ya, jadinya membawa tas belanja sendiri terasa masih asing. Namun apabila ini diterapkan oleh semua orang, saya rasa akan menjadi sebuah kebiasaan.” Ujar Riyan.
Kebijakan ini masih sangat awal untuk ditaati, masih banyak pedagang kaki lima atau UMKM yang menggunakan tas plastik untuk membungkus produknya. Hal ini perlu adanya ketegasan dari pihak berwajib.
”Cukup efektif, walaupun masih banyak sampah plastik lainnya yang ada di lingkungan kita setidaknya untuk sampah tas plastik itu sudah agak berkurang. Namun tentu belum sepenuhnya karena yang menerapkan pengurangan penggunaan tas plastik hanya toko-toko menengah keatas saja, umkm dibawahnya masih sering menggunakan tas plastic” ujar Elza.
Dampak tas plastik juga bisa bermacam-macam, yaitu menjadi ancaman bagi hewan-hewan liar yang tidak sengaja mengkonsumsinya, dan jika plastik sampai di lautan maka akan menimbulkan dampak yang lebih serius lagi.
“Dampak sampah plastik sangat nyata, seperti banjir karena saluran air tersumbat plastik, pencemaran laut yang merusak ekosistem, dan ancaman terhadap hewan yang sering kali menelan plastik. Oleh karena itu, pengurangan plastik harus menjadi prioritas bersama.” Ujar Dina.