Mataram– Mobilitas masyarakat selama masa pandemi Covid-19 ini tidak menghilangkan kemungkinan terjadinya pelecehan seksual di masyarakat. Seperti yang terjadi di sebuah kos – kosan yang berada di jalan kekalik Jaya Swasambada Mataram. Semenjak adanya masa pandemi ini membuat wilayah tersebut menjadi sepi. Hasil survei penulis menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan masih mengalami pelecehan sexual di kalangan mahasiswi selama pandemi..
Korban yang mengalami pelecehan sexual bullying pada hari senin 20 September 2021 pukul 06:00 WITA yang berinisial L menceritakan bahwa dia sedang menutup gerbang dan tiba-tiba datang seorang lelaki paruh baya dengan ciri- ciri memakai baju lusu berwarna hitam membawa sebuah karung dan sabit. Pelaku melakukan tindakan pelecehan tersebut dengan memegangi baju si korban (L) dan berusaha menerik baju si korban sambil memengangi bagian vital pelaku tersebut. Pelaku tersebut sempat menanyakan identitas korban namun korban tidak merespon si pelaku. Karena merasa ketakutan korban berteriak dan memanggil salah satu penghuni kosnya namun sebelum penghuni kos keluar pelaku telah melarikan diri. Hal serupa juga pernah terjadi di waktu pandemi, tatkala Mahasiswi berinisial L sedang melakukan perjalanan di sebuah jalan Kekalik Bulok. korban melihat seorang lelaki sedang berada di pinggir jalan dan melakukan tindakkan yang tidak senonoh di depan umum. Pelaku melakukan onani dan memperlihatkannya kepada orang-orang yang melewati jalan tersebut. korban mengasumsikan bahwa si pelaku mengalami gangguan mental.
Dari beberapa mahasiswa di mataram menjelaskan bahwa mereka juga sempat mengalami kejadian yang sama. Salah satu mahasiswa beinisial MA menceritakan “saya juga pernah mengalami pelecehan seksual pada saat saya sedang berada di perjalanan pulang ke kos ada dua pemuda yang mengikuti saya, awalnya saya tidak curiga karena memang mereka tidak mencurigakan. Beberapa menit kemudian tanpa saya sadari mereka sudah berada disamping saya dengan sepontan memegang areah vital dada saya. Saya syok atas kejadian itu dan saya mengalai trauma yang cukup lama. “ . Menurut data yang dilansir dari https//:lombokpost.jawapos.com Polda NTB juga mencatat sejak 2017 hingga Mei 2021 ada 3.814 kasus anak dan perempuan yang ditangani. Selama pandemi Covid-19 ada 1.125 kasus, sedangkan tiga tahun sebelum pandemi Covid-19 terdapat 2.689 kasus pelecehan seksual bullying. Mataram, kamis 23/9/21.