“Gilang menerima pembayaran dari pelanggan setelah selesai memperbaiki sepatunya.”

Mataram – Deru suar kendaraan dan langkah kaki para pengunjung berpadu di sepanjang jalan dekat Pasar Acc Mataram. Di sisi trotoar, kotak kayu sederhana milik Gilang, sang tukang sol sepatu, menjadi pusat perhatian, dimana alat-alat reparasi berjajar di dalamnya, siap menyulap sepatu usang kembali layak pakai.

Di bawah rindangnya trotoar dekat pasar, terlihat seorang pemuda bernama Gilang (23 tahun) sibuk dengan pekerjaannya, dengan gerakan terampil, ia menjahit dan memperbaiki sol sepatu yang sudah mulai usang. Di depannya, kotak kayu berisi peralatan sederhana menjadi teman setia yang menemani perjuangannya sejak lima tahun lalu.

Gilang memulai pekerjaannya sebagai tukang sol sepatu sejak usia 19 tahun, yang dimana kala itu, ia memutuskan untuk mengambil jalan yang jarang dipilih anak muda seusianya, pekerjaan ini mungkin tak berkilau, tapi bagi Gilang, ini adalah pilihan terbaik untuk menghidupi dirinya dan membantu keluarganya.

“Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal pekerjaan ini, tetapi, kalau ada kemauan, lama-lama bisa belajar, asallkan kita terus berusaha,” ujar Gilang sambil tersenyum.

Setiap hari, ia memulai aktivitasnya sejak pukul 8 pagi hingga siang hari sekitar pukul 3 sore, waktu-waktu di siang hari cenderung sepi, tapi ia tetap setia menunggu pelanggan. Dengan tarif rata-rata Rp15 ribu per sepatu, ia mengumpulkan pundi-pundi rezeki dari hasil yang ia kerjakan.

Meski penghasilan tidak besar, Gilang tak pernah mengeluh, lokasinya yang strategis, dekat dengan pasar Acc Mataram ini, menjadi tempat di mana ia menjajakan jasanya. Dari sini, ia bisa melihat berbagai cerita para pelanggan mulai dari pedagang hingga pekerja yang datang untuk memperbaiki sepatu mereka.

“Bagi saya, yang penting pekerjaan ini halal, rezeki sudah ada yang ngatur, tinggal kita saja yang harus gigih mencarinya,” tutur Gilang dengan penuh keyakinan.

Lima tahun menjalani profesi ini membuat ia paham betul seluk-beluk kebutuhan pelanggannya, ia mampu memperbaiki berbagai jenis sepatu dengan cepat dan rapi, kepercayaan pelanggan pun menjadi salah satu modal utamanya dalam mencari rezeki.

Kisah ini dapat menjadi inspirasi tentang arti perjuangan dan ketekunan, di mana, usianya yang masih muda, ia telah membuktikan bahwa tak ada pekerjaan yang remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati dan ketekunan, meski sederhana, usaha kecilnya menyimpan makna besar tentang kerja keras, kemandirian, dan semangat untuk terus berjuang menghadapi tantangan hidup.

Gilang merupakan potret nyata dari generasi muda yang memilih jalur berbeda, namun tetap teguh dan tekun, seiring waktu, ia berharap usahanya ini bisa berkembang dan memberikan lebih banyak manfaat, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya.