
Sedang mencari tempat liburan yang menawarkan keseruan sekaligus dapat menelusuri sejarah dan budaya? Kota Tua Ampenan di Mataram dapat jadi pilihan yang tepat! Kota yang berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Mataram ini merupakan sebuah tempat yang kaya akan sejarah dan Budaya.
Dikutip dari buku “Studi Sejarah dan Budaya Lombok” oleh Sudirman Bahri bahwa pada masa kolonial, Ampenan dijadikan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan dengan dibangunnya kantor bank, pasar, bioskop, rumah ibadah, kantor dagang, pemukiman kelas menengah dan kantor pejabat belanda untuk melengkapi fasilitas kota ini.
Ampenan menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelabuhan di wilayah Lombok memiliki cerita yang menarik pada masa era kolonial saat dijadikan sebagai Afdeeling atau wilayah administratif oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak tahun 1895, Ampenan mulai dikembangkan menjadi pelabuhan modern oleh Belanda. Salah satu dermaga yang dibangun tahun 1896 menjadi infrastruktur utama dalam mendukung aktivitas perdagangan. Ampenan menjadi pusat perdagangan yang strategis di pulau Lombok karena menjadi titik pertemuan untuk komoditas dari berbagai daerah untuk menjual hasil pertanian dan rempah-rempah yang terkenal di Lombok.
Nama “Ampenan” berasal dari kata “amben”diambil dari bahasa sasak yang berarti singgah. Hal ini menjadi cerminan dari fungsi kota Ampenan sebagai tempat persinggahan bagi para pedagang dan pelaut yang melintasi jalur pelayaran. Tahun 1924 dibangun sebuah pelabuhan di pesisir Ampenan yang menyebabkan kota buatan Belanda ini semakin ramai dikunjungi. Pelabuhan inj menjadi pintu keluar masuk berbagai komoditas di pulau Lombok. Pemindahan pemberangkatan jamaah haji yang sebelumnya dilakukan dari Labuhan Haji dialihkan ke pelabuhan Ampenan ini.
Kota Tua Ampenan menyimpan banyak bangunan bersejarah dengan arsitektur khas Belanda yang menjadi cagar budaya. Bangunan-bangunan yang berasa di tepian jalan raya menjadi saksi dari perjalanan sejarah kota ini dan mencerminkan pengaruh kolonial yang kuat. Menjadi salah satu dari 43 kota di Indonesia yang ditetapkan sebagai Jaringan Kota Pusaka Indonesia(JKPI) menjadikan kota ini harus dapat dilestarikan keindahan dan sejarahnya.
Seiring berjalannya waktu, Ampenan mengalami berbagai perubahan dan perkembangan namun tetap meninggalkan jejak sejarahnya. Pemerintah kota Mataram setempat berupaya untuk terus mengembangkan kawasan ini dengan berbagai fasilitas modern lainnya namun dengan tetap mempertahankan nilai sejarahnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sejarah Kota Tua Ampenan dan menarik lebih banyak pengunjung lagi.