Mataram-Di Desa Bun Gol, Bunkate, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, seorang perempuan muda menunjukkan bahwa semangat dan kerja keras dapat melahirkan karya besar. Ida Royani, 24 tahun, adalah lulusan Universitas Mataram (Unram) dari program studi pendidikan matematika. Ia telah menjelma menjadi sosok inspiratif sebagai guru, penulis buku, editor, dan pendiri komunitas yang mendukung penulis-penulis baru.

Sejak 2020, Ida mulai menapaki dunia penulisan. Karya pertamanya adalah buku solo berjudul Semesta dan Rasa, yang diterbitkan setelah ia menjadi salah satu peserta terbaik dalam kelas menulis di Komunitas Menulis Indonesia (KMI). Sebelum debut buku solo tersebut, ia telah berkontribusi pada delapan buku antologi dan aktif mengikuti seminar online untuk mengasah kemampuan menulisnya.

Keseriusannya di dunia literasi membawanya menjadi koordinator Komunitas Menulis Indonesia Daerah (KMID) cabang Lombok selama dua tahun. Tak berhenti di sana, Ida meluncurkan buku solo kedua berjudul Epiphany pada 2021. Setahun kemudian, ia bergabung dengan IAM Publishing sebagai layouter dan sejak 2023, ia juga berperan sebagai editor hingga sekarang.

Pada Juni 2023, Ida mendirikan Snooze Projects, sebuah inisiatif yang berfokus pada menulis bersama melalui program bernama NUBAR (Nulis Bareng). Proyek ini memiliki tujuan yang mulia, memberikan wadah bagi orang-orang yang ingin memiliki karya tulis. Setiap proyek yang digagas Snooze Projects hadir dengan tema yang berbeda, sehingga para peserta dapat mengeksplorasi berbagai jenis penulisan.

Motivasi Ida mendirikan Snooze Projects datang dari keinginannya untuk membantu orang-orang mewujudkan impian mereka memiliki karya, terutama dalam bentuk buku. “Saya senang membantu orang untuk mewujudkan impian memiliki sebuah karya buku,” ungkapnya.

Di tengah kesibukannya menulis dan mengajar, Ida juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar rumahnya. Pada 2021, ia membuka les untuk anak-anak di desanya yang mengalami kesulitan belajar selama pandemi COVID-19. Meskipun kini les tersebut berbayar, langkah awalnya murni untuk membantu anak-anak mengatasi tantangan pendidikan selama masa sulit.

Selain di bidang literasi dan pendidikan, Ida juga memiliki prestasi gemilang. Ia pernah meraih juara pertama dalam MTQ ke-XXIX tingkat provinsi di Lombok Timur dan mewakili Nusa Tenggara Barat pada lomba nasional di Banjarmasin pada Oktober 2022. Ida juga pernah meraih juara 4 (harapan satu) dalam M2IQ (Musabaqoh Makalah Ilmiah Al-Qur’an) golongan putri. Meski gagal melaju ke tingkat selanjutnya, Ida menganggap pengalaman ini berharga sebagai langkah awal untuk seseorang yang baru pertama kali mengikuti lomba tersebut.

Sebagai seseorang yang telah banyak berkontribusi di dunia penulisan, Ida kerap memberikan motivasi kepada mereka yang ingin memulai perjalanan serupa. “Latar belakang pendidikan itu tidak penting. Meski bukan anak sastra, kita bisa tetap menjadi penulis asalkan mau komitmen dengan diri sendiri,” pesannya.

Menurutnya, kunci utama adalah terus belajar dan tidak takut untuk mempublikasikan karya. “Mulai saja dari hal kecil, seperti status atau caption di media sosial. Jangan takut dikritik atau tidak ada yang membaca tulisanmu. Kadang ketakutan itu hanya ada di kepala kita sendiri. Terobos saja,” tambahnya. Ia juga menekankan pentingnya membaca buku sebagai bekal menjadi penulis yang lebih baik.

Ida Royani adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, seseorang dapat melampaui batasan dan membuat perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Ia telah menginspirasi banyak orang dengan karya-karyanya dan semangatnya untuk berbagi ilmu. Dunia literasi di Lombok, bahkan di Indonesia, mendapatkan warna baru berkat sosok inspiratif seperti dirinya.