Sahnam (52); Petugas Kebersihan di Teras Udayana yang Terlihat Mengayuh Sapu Lidinya dengan Penuh Dedikasi. (8/10).
Mataram – Di balik rimbunnya pepohonan dan semarak bunga di Taman Udayana, ada satu sosok yang tak pernah lelah menjaga keindahan tempat ini. Pria paruh baya berusia 52 tahun itu lebih dikenal dengan sapaan “Maq Nam”. Sahnam, nama pria itu telah mengabdi selama 15 tahun sebagai petugas kebersihan taman. Setiap hari, tanpa mengenal lelah, ia mengayunkan sapu lidi dan memungut sampah demi memastikan pengunjung dapat menikmati taman dalam keadaan bersih dan nyaman.
Rutinitasnya dimulai sejak dini hari. Di saat sebagian besar orang masih berselimut, Sahnam sudah berangkat dari rumah kecilnya di pinggir kota. Dengan langkah pasti, ia tiba di taman sebelum matahari menampakkan wajahnya. Waktu bersama keluarga menjadi pengorbanan paling besar baginya. Sahnam di karuniai dua buah hati, anak yang pertama sedang menjalani studi di UNRAM dan satu nya lagi sedang duduk di bangku sekolah dasar. Si kecil yang sedang bersekolah jarang melihat ayahnya di pagi hari. “Mereka suka bertanya kenapa saya berangkat terlalu cepat, tapi mau bagaimana lagi? Ini tugas saya,” ucap istrinya yang mendukung penuh pekerjaannya.
Bukan hanya waktu, Pria paruh baya juga harus mengorbankan kenyamanan fisiknya. Panas terik, hujan deras, hingga cedera akibat sampah tajam adalah teman akrabnya. Pernah suatu kali, tangannya terluka parah karena kaca, namun ia memilih melanjutkan pekerjaannya. Baginya, pekerjaan ini bukan sekadar mencari nafkah, melainkan amanah yang harus dijaga. Taman Udayana bagi Sahnam bukan sekadar taman, tapi seperti “rumah kedua” yang perlu ia rawat.
Di balik pekerjaannya, ada beban ekonomi yang tidak kecil. Dengan gaji pas-pasan sebagai petugas kebersihan, Bapak dua anak ini harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Terkadang, ia mengambil pekerjaan tambahan di sore hari, entah itu mencuci kendaraan atau menjadi buruh serabutan. Namun, semua itu dijalani dengan lapang dada dan keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik sedang ia perjuangkan untuk anak-anaknya.
“Kebahagiaan itu sederhana. Melihat taman ini bersih, melihat orang-orang tersenyum menikmati suasana, itu sudah cukup buat saya. Saya cuma berharap anak-anak saya bisa sekolah tinggi dan punya hidup yang lebih baik dari saya,” ujar Pria berbaju biru itu sambil tersenyum, meski keringat masih membasahi wajahnya. Sosok sederhana seperti Sahnam adalah bukti bahwa pengorbanan dan kesetiaan dalam pekerjaan, sekecil apapun itu, memiliki nilai yang tak ternilai.