
Mataram, Lombok – Sejak berdiri pada 29 Juli 2016, komunitas lari Runjani telah berkembang pesat dari sekadar berkumpul untuk lari sore menjadi komunitas besar dengan anggota mencapai ratusan orang. Runjani didirikan oleh Imam Ahmad Askalani, bersama rekan-rekannya, dengan visi menyebarkan gaya hidup aktif dan memperkenalkan olahraga lari ke masyarakat luas
Setiap Rabu malam, Runjani menggelar Wednesday Night Run, sebuah sesi lari malam bersama sejauh kurang lebih 5 km melintasi beberapa landmark di Kota Mataram. Selain itu, komunitas juga rutin mengadakan Long Run di akhir pekan untuk jarak lebih panjang dan trail run di alam seperti pantai dan bukit.

Menurut dr. Tirta, olahraga malam bisa berdampak pada fase tidur. Ia menekankan bahwa setelah sesi olahraga, detak jantung akan tetap tinggi selama beberapa saat. Saat berlangsung terlalu malam, hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur mendalam
“Heart ratenya itu masih akan bisa berdebar‑debar setelah dua jam setelah selesai olahraga,” jelas dr. Tirta
Jika seseorang berlari hingga pukul 21.00, maka detak jantung baru akan mulai menurun setelah dua jam—berarti tidur ideal paling cepat pukul 23.00. Bagi para profesional yang harus bangun pagi, pola ini bisa mengacaukan kualitas istirahat.
dr. Tirta juga menegaskan, menurut sejumlah jurnal, waktu terbaik untuk berolahraga adalah pada pagi hari atau sore hingga sekitar pukul 21.00:
“Dari beberapa jurnal waktu pagi dan sore hingga jam 9 malam merupakan waktu paling maksimal untuk berolahraga. Karena apabila olahraga dilakukan semakin malam, akan ada recovery akut.”
Namun, ia tidak melarang olahraga malam bila dilaksanakan dengan syarat yang sesuai kondisi tubuh:
“Kalau tidak stress full satu harian. Sampai jam 10 malam olahraga malam pun gak kenapa‑kenapa. Karena hanya berpengaruh di jam tidur.”
Dengan memahami panduan medis tersebut, berikut rangkuman prinsip agar WNR tetap sehat dan optimal:
- Mulai pukul 18.30–19.00: agar sesi lari selesai sebelum pukul 21.00.
- Jeda minimal dua jam sebelum tidur: mengikuti anjuran dr. Tirta untuk recovery detak jantung.
- Pemanasan & pendinginan wajib: mencegah cedera dan mengurangi akumulasi kelelahan.
- Konsumsi air dan camilan ringan: hidrasi dan pemulihan energi setelah lari.
- Pakaian keselamatan: penggunaan reflektif untuk visibilitas saat malam.
- Perhatikan kondisi fisik: hindari lari jika merasa lelah berat atau kurang tidur.
Prinsip ini dinilai selaras dengan aktivitas komunitas Runjani yang menyediakan sesi long run dan trail run di akhir pekan, di mana tekanan latihan dapat disesuaikan.
Runjani telah memberi dampak lebih luas:
- Kesehatan & kebugaran anggota, melalui latihan rutin,
- Kesehatan mental, memperkuat semangat kebersamaan,
- Kepedulian sosial, lewat aksi kemanusiaan Runjani Care,
- Advokasi fasilitas publik, mendorong pembangunan jalan lari dan trotoar yang aman.
Dengan quote dari pendiri komunitas, Imam Askalani, “Runjani bukan soal lari cepat, tapi soal konsistensi dan solidaritas”, terlihat jelas visi mereka menjembatani olahraga, sosial, dan budaya.