Potret Lemah Hartini yang sedang berjualan di depan ruko kosong, Ampenan.

Dari pinggiran Kota Toea Ampenan, tepatnya di sebuah kawasan yang ramai namun tak pernah kehilangan pesona sejarahnya, ada sebuah cerita harapan yang tak banyak diketahui. Di bawah sinar matahari pagi yang menyinari jalanan sempit berdebu, seorang wanita tangguh bernama Lemah Hartini berhasil mewujudkan impian besar keluarganya. Melalui perjuangan keras berjualan jajanan pasar selama tujuh tahun, ia berhasil mengumpulkan tabungan untuk membawa keluarganya beribadah ke Tanah Suci. Lemah Hartini, yang sudah lebih dari tujuh tahun berjualan jajanan pasar, kini bisa merasa bangga setelah mewujudkan impian yang telah lama tertunda: membawa keluarga tercinta beribadah ke Tanah Suci. Keberhasilan ini datang setelah melewati berbagai tantangan finansial, tagihan hutang, dan kesulitan dalam menjalankan usaha. Namun, semangat pantang menyerahnya membuahkan hasil manis yang kini dapat dirasakan oleh keluarga kecilnya.

Dengan ketekunan dan kerja keras, Lemah memulai usaha dagangnya setelah bekerja sebagai asisten rumah tangga. Keinginan utamanya adalah agar bisa lebih sering berkumpul dengan keluarganya, sekaligus mencari penghasilan yang lebih baik. “Saya ingin dekat dengan keluarga dan tidak perlu lagi meninggalkan mereka untuk bekerja di rumah orang lain,” ujarnya dengan penuh semangat. Meski hidup serba pas-pasan, ia tidak pernah menyerah untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik. Keberhasilan ini, baginya, adalah bukti bahwa tidak ada yang mustahil jika diiringi dengan usaha dan doa.

Sejak awal merintis usaha, Lemah memilih untuk berjualan jajanan pasar yang digemari masyarakat sekitar, seperti serabi, bubur sumsum, bubur candil, bubur ketan, cenil, dan lupis. Ia berjualan setiap hari, mengandalkan pelanggan setia yang datang membeli jajanan dengan harga terjangkau. Namun, tantangan datang ketika ia harus menghadapi beban hutang dan kebutuhan untuk menabung demi masa depan keluarga. “Kadang rasanya ingin menyerah, tapi saya selalu ingat bahwa setiap usaha yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil,” tuturnya. Untuk mengatasi kesulitan finansial, Lemah memilih jalur konsinyasi, menitipkan dagangannya di beberapa pedagang UMKM di sekitar Ampenan. Cara ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga mengurangi beban biaya operasionalnya. “Menitipkan dagangan di tempat lain membantu saya lebih fokus dalam mengelola bisnis, dan saya bisa tetap menjaga kualitas produk,” jelasnya. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang tidak pernah padam, ia pun berhasil menumbuhkan usahanya sedikit demi sedikit.

Namun, ada satu momen yang selalu ia ingat dalam perjalanan panjangnya. Setelah bertahun-tahun menabung, akhirnya Lemah mampu mengumpulkan uang yang cukup untuk mengajak suami dan kedua orang tuanya beribadah ke Tanah Suci. “Keinginan saya yang paling besar adalah melihat keluarga saya bisa beribadah di sana. Itu adalah doa saya yang terwujud,” ucap Lemah dengan mata berkaca-kaca, mengingat perjuangannya.

Kini, dengan senyum kebahagiaan, Lemah Hartini telah membuktikan bahwa perjuangan yang keras dan ketekunan tak akan sia-sia. Meski hidupnya sederhana, ia telah mencapai impian besar yang selama ini diidamkan. Dari jajanan pasar yang ia jual di pinggiran kota, Lemah berhasil memberikan kebahagiaan bagi keluarganya, membawa mereka beribadah ke Tanah Suci. Sebuah perjalanan yang panjang, namun penuh dengan makna dan pembelajaran hidup yang berharga. “Saya selalu percaya bahwa usaha yang dilakukan dengan ikhlas dan tidak kenal lelah, pada akhirnya akan membuahkan hasil yang luar biasa,” tutup Lemah penuh keyakinan.