Semilir angin bertiup lembut, musik tradisional itu mengalun lembut. Suara musik di tengah hari yang panas itu berhasil menghempas beban pikiran untuk sejenak, tergantikan dengan nuansa menenangkan yang membuat para pendengarnya terduduk tenang. Dengan khusyuk, seorang laki-laki paruh baya menggesek alat musik itu. Anak-anak muda di sekitar sempat merasa asing dengan melodi yang ia mainkan, namun keindahan alunan musik itu tetap mampu menghipnotis setiap orang yang mendengarnya. Pengunjung pun seketika terdiam, mendengarkan musik tradisional yang mengalun syahdu. Tepat menjelang adzan dzuhur berkumandang, laki-laki paruh baya itu menghentikan permainannya. 

Cilokaq, begitulah nama musik tradisional yang dimainkan oleh Bapak Lalu Prima, seorang budayawan yang gemar bermain alat musik tradisional. Dengan dua alat musik melodis bernama penting gambus dan piul, ia dengan gembira memperkenalkan musik khas sasak ini kepada khalayak ramai. Berdasarkan penuturannya, cilokaq biasanya ditampilkan dengan ansemble group yang terdiri dari beberapa pemain alat musik berbeda. Cilokaq juga menggunakan alat musik ritmis seperti gendang. Hanya saja, ia berfokus pada memainkan alat musik melodis seperti piul atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan biola. 

Musik cilokaq sudah menjadi hobi yang ia tekuni sedari kecil. Cara bermain alat musik ini sudah ia pelajari secara turun temurun dari keluarga yang mencintai kebudayaan lokal. Bapak Lalu Prima pun tumbuh sebagai seorang budayawan yang berdedikasi melestarikan budaya Sasak yang mulai ditinggalkan masyarakat. Ia tergabung dalam Ikatan Keluarga Penting Gambus Sasak yang juga mengupayakan lestarinya budaya lokal dengan edukasi informal. Berdasarkan penuturan Bapak Lalu Prima, IKPG-S itu sendiri sudah mendirikan sanggar-sanggar yang melatih masyarakat memainkan musik cilokaq.

Museum Nusa Tenggara Barat menjadi tempat yang secara rutin mengundang pemain cilokaq untuk diperdengarkan kepada masyarakat. Selain melestarikan dan memberikan edukasi terkait benda-benda, museum juga aktif melakukan sosialisasi kebudayaan dalam bentuk lain, termasuk juga musik tradisional. Selain di museum, cilokaq ditampilkan dalam festival cilokaq yang secara khusus menampilkan musik tradisional khas sasak ini. Penyelenggaraannya di daerah-daerah terpencil dengan pengaruh kebudayaan tradisional yang masih kuat. Beberapa daerah yang menjadi pusat musik cilokaq di antaranya adalah Sakra, Labuhan Haji, Jero Waru, dan juga Keruak.

Minat masyarakat terhadap musik cilokaq semakin menurun. Popularitas cilokaq mulai terkalahkan dengan eksistensi kecimol yang menjamur. “Hidup enggan mati tak mau,” ungkap Bapak Lalu Prima terkait keadaan cilokaq di tengah masyarakat kini. Meski begitu, para pegiat musik tradisional ini tidak menyerah begitu saja. Mereka melakukan upaya-upaya modernisasi cilokaq dengan mengombinasikan musik tradisional dengan aspek-aspek musik modern. Contohnya dengan menggabungkan cilokaq dan genre jazz hingga menggabungkan lirik dari tiga bahasa, yaitu bahasa sasak, Indonesia, dan Inggris. Beberapa komunitas yang giat melakukan upaya modernisasi ini adalah Meru Records dan Sri Records. Karya musik yang sudah dimodernisasi dapat disaksikan juga melalui platform digital seperti YouTube. Upaya ini dilakukan agar musik cilokaq dapat dinikmati oleh khalayak yang lebih luas.  

Bapak Lalu Prima menuturkan bahwa ia berharap musik cilokaq dapat disosialisasikan melalui sekolah-sekolah selayaknya gendang beleq. Gendang beleq itu sendiri juga merupakan salah satu musik tradisional khas Sasak, namun asal mula perkembangannya mendapat pengaruh dari kebudayaan Barat, yaitu Bali. Menurutnya, gendang beleq mendapat perhatian yang lebih dikarenakan fungsionalitasnya dalam acara-acara kebudayaan seperti pernikahan yang membutuhkan gendang beleq untuk memeriahkan suasana. Pelestarian gendang beleq dianggap dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak secara ekonomi dikarenakan fungsionalitasnya itu. Sementar cilokaq dapat ditampilkan di acara-acara lokal hanya jika penyelenggara acara ingin mengundang pemain musik cilokaq.