Poster The Medium. iMDb.

THE MEDIUM- Dalam jagat perfilman horor, The Medium hadir sebagai sebuah karya yang tidak hanya menawarkan ketakutan, tetapi juga memperlihatkan kedalaman budaya lokal Thailand. Film garapan sutradara Banjong Pisanthanakun ini dirilis pada 20 Oktober 2021 dan membawa kita menyelami tradisi mistis masyarakat Thailand dengan sentuhan dokumenter bergaya mockumentary. Film ini, berkolaborasi antara produser Thailand dan Korea Selatan, berhasil memadukan elemen cerita lokal yang mencekam dengan estetika visual yang memukau.

Shot, (NIM) seorang dukun wanita di pedalaman Thailand

Cerita yang Berakar pada Tradisi Mistis The Medium mengisahkan Nim (Sawanee Utoomma), seorang dukun wanita di pedalaman Thailand yang dipercaya sebagai medium roh Bayan, dewa pelindung setempat. Melalui pendekatan dokumenter, penonton diajak mengikuti perjalanan spiritual Nim sekaligus menguak misteri yang melibatkan keponakannya, Mink (Narilya Gulmongkolpech). Ketika Mink mulai menunjukkan perilaku aneh, Nim yakin Mink adalah penerusnya sebagai medium, tetapi yang terjadi justru lebih gelap dari yang ia bayangkan.

Shot, (Mink) Ketika Mink mulai menunjukkan perilaku aneh

Shot, Ritual di patung Bayan, dewa pelindung setempat

Dari segi visual, penggunaan lanskap pedesaan Thailand menambah elemen keintiman sekaligus kekosongan yang mengerikan. Gambar-gambar ritual tradisional yang kaya warna kontras dengan adegan-adegan menyeramkan yang gelap, menciptakan suasana mencekam yang terus meningkat.

Shot, (NIM) ketika melakukan Ritual

Interpretasi Budaya dan Relevansi Sosial. Sebagai reviewer, saya melihat The Medium tidak hanya sebagai film horor, tetapi juga sebuah representasi budaya. Film ini mengangkat kepercayaan lokal yang jarang dieksplorasi oleh industri film mainstream. Dengan elemen budaya Thailand, mulai dari ritual hingga nilai kolektivitas masyarakatnya, terbungkus dalam narasi yang mengundang untuk didiskusikan.  

Shot, seorang tokoh agama/dukun ritual untuk meminta pertolongan

The Medium adalah flim yang mengerikan sekaligus memikat banyak penonton. Dengan teknik narasi yang inovatif dan eksplorasi budaya lokal yang mendalam, film ini menjadi salah satu karya horor yang harus ditonton. Namun, sebagai penonton, kita perlu mendekatinya dengan perspektif kritis, menyadari batas antara autentisitas budaya dan kebutuhan naratif. Film ini juga lebih dari sekadar cerita menyeramkan, flim ini jadi cermin dari kompleksitas manusia dalam menghadapi hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh logika. Bagi para pencinta horor dan antropologi budaya, The Medium adalah sebuah flim yang tak boleh dilewatkan.