Sebuah film yang menggugah, ‘Happy Old Year’ mengeksplorasi dilema emosional dalam mencari awal yang baru. (Foto: IMDb.com)

MATARAM– Happy Old Year adalah film Thailand yang dirilis pada tahun 2019, disutradarai oleh Nawapol Thamrongrattanarit. Film ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Jean
yang diperankan oleh Chutimon Chuengcharoensukying kembali ke rumah orangtuanya untuk merapikan rumah dan menghadapi berbagai kenangan serta barang-barang lama yang tersimpan di sana. Dalam prosesnya, ia harus berurusan dengan masa lalunya dan keputusan yang diambilnya.

Film Happy Old Year telah menarik perhatian dengan penggambaran visual yang indah dan tema yang dalam. Sebagai karya yang menggugah pikiran, film ini menggunakan tindakan merapikan dan membuang barang-barang sebagai metafora untuk menggambarkan beban emosional serta perjuangan karakter utama, Jean, dalam melepaskan masa lalu. Estetika minimalis yang diinginkan Jean menjadi kontras yang mencolok dengan kompleksitas emosi yang ia alami, terutama terkait dengan mantan pacarnya, Aim.

Adegan Jean yang sedang duduk merenung di antara barang yang akan dibuang. (Foto: IMDb.com)

Salah satu aspek yang mendapatkan pujian adalah bagaimana film ini berhasil menjelaskan dampak dari tindakan kita terhadap orang lain, meskipun dengan niat baik. Perjalanan Jean memberikan gambaran tentang kesulitan yang dihadapi saat berusaha mencari awal yang baru berhadapan dengan perasaan dan hubungan yang belum terselesaikan. Film ini menyoroti bahwa melepaskan bukan hanya tentang barang fisik, tetapi juga tentang ikatan emosional yang sulit diputuskan.

Namun, kritik yang muncul terhadap film ini, terkait dengan pacing yang lambat. Meskipun tempo yang diambil berfungsi untuk menciptakan suasana perenungan mendalam yang sesuai dengan tema, beberapa penonton merasa bahwa kelambatan ini bisa terasa berlarut-larut, terutama bagi mereka yang lebih menyukai narasi yang lebih cepat.

Selain itu, film ini juga di kritik karena meninggalkan beberapa aspek emosional yang tidak terselesaikan.  Hal ini mengecewakan penonton yang mengharapkan lebih banyak kejelasan, khususnya terkait hubungan Jean dengan orang-orang yang telah ia sakiti. Film ini meninggalkan rasa ingin tahu yang tak terjawab bagi sebagian penonton.

Happy Old Year tetap menjadi karya yang menarik untuk dibahas, baik dari segi estetika maupun tematik, meski tidak lepas dari kritik yang menyentuh aspek pacing dan resolusi emosional. Film ini benar-benar mengajak penonton untuk merenungkan apa artinya melepaskan dan bagaimana tindakan kita mempengaruhi orang lain di sekitar kita.