Film How To Make Millions Before Grandma Dies menarik perhatian penonton sejak pemutarannya di bioskop pada 15 Mei 2024 dengan kisah emosionalnya tentang seorang cucu yang ingin merawat neneknya. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pat Boonnitipat ini menampilkan permasalahan dalam sebuah keluarga. 

How To Make Millions Before Grandma Die menceritakan M (Putthipong Assaratanakul) yang bersikap materialistis, merawat Amah (Usha Seamkhum) yang sedang sakit kanker dengan harapan mendapatkan warisan. Ia terinspirasi dari Mui (Tontawan Tantivejakul) yang sebelumnya mendapat warisan setelah merawat kakeknya. M berusaha menjadi cucu kesayangan Amah, sembari berharap bisa meluluhkan hati neneknya yang keras. Namun, seiring berjalannya waktu, M mulai merasakan ikatan emosional mendalam saat menghabiskan waktu bersama Amah. Momen-momen sederhana, seperti belajar membuat congee bersama, berjualan bubur, menemani Amah kontrol kesehatan, sampai mengunjungi temannya Amah secara perlahan mengubah pola pikir M. Ketika kondisi Amah semakin memburuk, M menunjukkan empati dan tanggung jawab yang lebih besar, akhirnya M menyadari bahwa kasih sayang dan kenangan jauh lebih berharga daripada warisan materi.

Amah memiliki tiga orang anak yang masing-masing sibuk dengan kehidupannya. Ketika mereka mengetahui bahwa Amah menderita kanker dan waktunya semakin terbatas, mereka mulai berusaha berbuat baik, namun hanya untuk memperoleh warisan, bukan karena rasa cinta yang tulus. Anak pertama bernama Kiang (Sanya Kunakorn), memiliki keuangan paling stabil diantara saudaranya yang lain. Namun bersifat egois, terlihat saat menuliskan permohonan untuk menjadi kaya daripada berharap pada kesembuhan ibunya. Chew (Sarinrat Thomas) sebagai anak tengah yang pekerja keras. Serta, Soei (Pongsatorn Jongwilas) sebagai anak terakhir tidak memiliki pekerjaan yang jelas, sering berhutang. Ia hanya pulang ke rumah Amah saat mengalami sesuatu yang buruk. Soei seringkali meminta uang sampai mencuri uang Amah untuk membayar hutangnya.

Film juga memperlihatkan budaya patriarki, Amah memberikan perlakuan yang lebih istimewa terhadap anak laki-lakinya. Misalnya, Amah seringkali memberikan Soei uang secara cuma-cuma, sedangkan Chew bekerja keras sebagai sebagai karyawan toko. Amah juga mengalami perlakuan yang sama dari orang tuanya, saudara laki-laki Amah mendapatkan warisan lebih banyak. Pada akhirnya, Amah juga memberikan warisan rumahnya kepada Soei, anak laki-lakinya.

Amah berharap saat meninggal, ia dikubur di makam yang mahal. Akan tetapi, ada kendala keuangan yang menghambat keinginannya tersebut. M terus menemani Amah sampai detik akhir hidupnya. Sesaat setelah kepergian Amah, M mengetahui bahwa ternyata Amah peduli kepadanya sejak ia kecil. Amah selalu menyisihkan uang dari hasil jualannya untuk dimasukkan ke tabungan yang akan diberikan kepadanya. Bagian yang paling menyentuh adalah saat-saat terakhir, M membelikan rumah peristirahatan impian Amah dari uang tabungan yang berikan oleh Amah. 

Film How to Make Millions Before Grandma Dies berhasil menggambarkan realita dan nuansa keluarga Asia melalui karakter M dan neneknya, Amah. Hubungan yang mereka bangun terasa hidup dan membuat penonton merasakan empati terhadap karakternya. Penggambaran karakter M diperankan oleh Billkin sebagai orang yang hanya peduli pada materi membuat penonton terbawa secara emosional. Lalu, karakter Amah yang diperankan oleh Taew tampak garang dan keras, namun dibalik sikapnya itu, ia sebenarnya penuh perhatian dan sangat peduli terhadap orang-orang di sekitarnya. 

Sinematografi dalam How to Make Millions Before Grandma Dies terlihat memukau. Penyajian pencahayaan lembut dengan pemilihan tone warna menciptakan suasana yang hangat. Film berdurasi dua jam lebih ini menampilkan montase yang memiliki nilai estetika. Penggunaan suara piano sebagai musik latarnya juga menciptakan suasana yang hangat dan nyaman. Detail kecil dari suara alam seperti kicauan burung, suara kodok, bahkan sampai suara buah jatuh dari atap diperhatikan. Setiap suara yang terdengar membuat penonton bisa merasakan suasana dari rumah keluarga yang sebenarnya.

Hal kecil yang seringkali dianggap sebagai angin lalu bisa bermakna besar jika dilakukan dengan ikhlas tanpa berharap timbal balik. Bukan hanya sekadar film, karya ini menyuguhkan pengalaman berharga yang mengajarkan tentang keluarga, hubungan, dan pentingnya menghargai waktu. How To Make Millions Before Grandma Dies tidak hanya menghadirkan kesedihan, tetapi juga menyampaikan pesan bermakna tentang betapa berharganya waktu bersama keluarga yang tidak seharusnya disia-siakan.