Mataram – Sambal DR14, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang merangkak usaha dengan produk sambal rujak dan tahunya, telah berhasil menorehkan namanya di pasar kuliner lokal Lombok. Usaha ini didirikan oleh Ibu Sulendri, seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja di sektor swasta ini berhasil mengembangkan bisnis kulinernya dengan menggabungkan cita rasa tradisional dan strategi pemasaran berbasis komunitas.
Ibu Sulendri yang beralamat di Jln. Dewi Ratih 14, Karang Bangbang, Cakranegara, memulai usaha sambalnya dari hobi memasak, didorong oleh suaminya yang sering mengadakan pertemuan dengan teman-temannya. Sambal buatannya yang awalnya hanya untuk konsumsi pribadi, mendapat sambutan positif dari teman-teman suaminya. Dorongan dari mereka lah yang membuat ibu Sulendri mulai menjual sambalnya. Sambal DR14, yang namanya diambil dari alamat rumah mereka, Dewi Ratih 14, kini dikenal dengan produk sambal yang terdiri dari dua varian utama: sambal tahu dan sambal rujak. Sambal tahu berbahan dasar gula merah, cabai, bawang putih, dan tomat. Sementara sambal rujak terbuat dari gula merah, asam, dan kacang, dengan tambahan terasi pada varian tertentu.
Pemasaran Sambal DR14 sebagian besar mengandalkan metode dari mulut ke mulut. Produk mereka bahkan telah mencapai Bali berkat jaringan komunitas dan jasa kurir. Meskipun harga bahan baku seperti gula merah dan cabai sering berfluktuasi, ibu Sulendri tetap menjaga harga produk stabil di kisaran Rp30.000 per botol untuk memastikan keterjangkauan bagi konsumen. Dia berprinsip bahwa keuntungan yang sedikit akan tetapi berkelanjutan lebih baik daripada menaikkan harga dan kehilangan pelanggan setia.
Proses produksi sambal DR14 dilakukan secara mandiri oleh ibu Sulendri dan suaminya. Mereka bekerja sama, “suami saya bantu siapin bahan baku seperti potong-potong gula merah dan cuci cabai,” ujarnya, sementara ibu Sulendri sendiri menangani proses pengolahan dan produksi akhir. Kolaborasi ini memungkinkan mereka untuk menjaga kualitas produk sekaligus menghemat biaya produksi.
Rencana pengembangan Sambal DR14 ke depan termasuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperkenalkan varian produk baru, seperti bumbu ayam kecap. Teknologi juga mulai dipertimbangkan untuk pengembangan usaha mereka. Meski saat ini mereka belum memanfaatkan media sosial untuk pemasaran, rencana ke depan mencakup pemanfaatan platform tersebut untuk meningkatkan promosi dan penjualan. Pengiriman produk melalui jasa kurir juga menjadi salah satu strategi pemasaran mereka, memungkinkan produk Sambal DR14 mencapai konsumen di luar wilayah Cakranegara.
Sambal DR14 adalah contoh nyata bagaimana usaha kuliner tradisonal dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Dengan menggabungkan cita rasa autentik dan strategi pemasaran modern, Sambal DR14 membuka peluang baru dalam industri kuliner lokal. Usaha ini menunjukkan bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan dukungan komunitas, UMKM dapat menjadi media penggerak perekonomian yang penting dan berkelanjutan.
Penulis: Niza Ervia Seftiawati