Gemuruh ombak disertai langit yang menangis menjadi saksi bisu perjalanan Endi bekerja kala itu. Dialasi tikar, Endi yang menggunakan baju dan celana pendek serta topi yang melekat pada kepalanya sedang duduk bersila di bawah pohon ketapang. Buliran air hujan terus menerus jatuh satu persatu melalui celah daun pada pohon tersebut. Tangan tuanya yang keriput dengan urat – urat yang tercetak jelas berdampingan dengan bekas luka pada tangannya. Liuk jari – jemarinya yang bengkok terus bergerak merakit gelang kain yang dipesan pembeli dengan cekatan. Sesekali Ia pun tersenyum dan tertawa saat bercengkrama dengan pembeli yang menunggu gelang kain pesanannya.
26 tahun bukanlah perjalanan yang sebentar untuk bekerja sebagai pengrajin gelang kain. Menggunakan modal awal sebesar Rp. 150.000,- Endi memulai usahanya menjadi seorang pengrajin gelang kain di Pantai Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Berangkat pagi hari dari Midang, Gunung Sari dan pulang pada petang hari dari Senggigi sudah biasa baginya. Menekuni bidang ini membuatnya bahagia, karna bagi Endi sendiri, menjadi pengrajin gelang kain merupakan hal yang sangat istimewa dan bermanfaat baginya baik untuk menambah keterampilan serta menjadi ladang penghasilan baginya untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari bersama keluarga. Berbagai warna dan tulisan pada gelang, Endi tawarkan kepada pembeli walaupun uang yang didapatkan tidak seberapa memang dengan harga jualnya. Harga gelang kain tersebut ia jual dengan harga Rp. 10.000 – Rp. 15.000 untuk warga lokal dan Rp. 50.000 – Rp. 100.000 untuk warga asing.
26 tahun bukanlah perjalanan yang sebentar untuk bekerja sebagai pengrajin gelang kain. Banyaknya rintangan yang Endi hadapi sampai saat ini tidak membuatnya putus asa. Dulu memang menjadi tahun – tahun berjaya baginya karena pengunjung pantai Senggigi yang sangat ramai. Tetapi ketika memasuki pertengahan tahun 2018, pulau Lombok dilanda gempa bumi berkuatan 7.0 SR yang menyebabkan wisatawan yang datang ke pantai Senggigi berkurang. Akan tetapi, Ia masih bisa mendapatkan keuntungan ketika berjualan pada masa itu. Sementara itu, memasuki tahun 2020 merupakan tahun yang berat baginya sebagai pengrajin gelang kain. Virus Corona melanda seluruh negara di dunia, yang dimana hal tersebut membuat pantai Senggigi menjadi sepi oleh pengunjung lokal maupun asing. Baginya sehari mendapatkan pembeli saja sudah beruntung di kondisi seperti saat ini.
Ketika tidak ada pembeli sama sekali, Ia memberikan gelang kain yang sudah Ia buat ke temannya untuk dibantu jualkan kepada orang lain agar tetap laku. Endi sempat mencoba bekerja menjadi pedagang ikan di pasar, tetapi hal tersebut tidak membuahkan hasil. Ia tertipu oleh pembelinya, dan ikan – ikan yang Ia jual juga terkadang tidak laku di pasar sehingga menjadi busuk. Mengalami pasang surut selama bekerja menjadi pedagang ikan membuatnya kembali menjadi pengrajin gelang kain. Ia merasa menjadi pengrajin gelang kain merupakan pekerjaan yang sudah sangat cocok bagi dirinya saat ini. Hal itu tidak membuatnya mengeluh dan putus asa ketika menjalani pekerjaannya. Meskipun pandemi berdampak pada pekerjaannya, kini setelah WSBK Ia mengaku pengunjung di pantai Senggigi bertambah dan berpengaruh terhadap jualannya. Kemudian untuk kedepannya, Ia berharap MotoGP yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 2022 dapat memberikan pengaruh lebih terhadap jualannya.
26 tahun bukanlah hal yang sebentar, menjadi pengrajin gelang kain merupakan jalan satu – satunya untuk menghidupi istri dan kedua anaknya saat ini. Rasanya Endi sudah cukup nyaman dan cocok menjalani pekerjaannya sebagai pengrajin gelang, karena selain berjualan Ia juga dapat memperkenalkan budaya Lombok kepada pengunjung baik dari dalam maupun luar daerah. Endi adalah orang yang baik, dirinya memang bukan orang kaya dan memiliki materi yang berlebih untuk membantu sesama. Tetapi dengan berbekal hati yang ikhlas dia menawarkan untuk mengajarkan keahliannya kepada remaja dan anak muda untuk belajar membuat kerajinan gelang kain tersebut. Dia juga dengan senang hati mengajarkan kepada mereka dengan syarat mereka harus konsisten untuk tetap tekun dalam belajar membuat kerajinan gelang kain tersebut dengan bahan sederhana seperti benang nilon, map plastik, korek, lem, dan silet.
26 tahun bukanlah perjalanan yang sebentar untuk bekerja sebagai pengrajin gelang kain. Endi mengatakan bahwa kelebihan menekuni bidang ini membuatnya banyak belajar bahwa semua pekerjaan adalah layak untuk ditekuni dengan sabar dan ikhlas karena tanggung jawab laki-laki sebagai seorang ayah adalah bekerja untuk menafkahi keluarganya.
Baiq Dinda Inges Mutiara Hati (L1B019019)
Muhammad Wisnu Safardy (L1B019080)
Uci Putri Islamia (L1B019116)