Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram turun langsung dalam rangka melakukan pengabdian kepada masyarakat Sabtu (11/09/21). Kali ini, sasaran pengabdian adalah Pokdarwis wisata mangrove Bagek Kembar, Sekotong, Lombok Barat. Pengabdian ini dilakukan guna mengoptimalkan promosi wisata mangrove Pokdarwis Bagek Kembar kapada wisatawan terutama yang tertarik berwisata mangrove.
Pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin dosen Prodi Komunikasi Universitas Mataram, Shinta Desiyana ini menemukan beberapa fakta di lapangan ketika melakukan Fokus Group Discussion (FGD) dengan Pokdarwis wisata mangrove Bagek Kembar. Fakta tersebut diantarnaya adalah masih kurangnya produk yang ditawarkan oleh tempat wisata tersebut. Produk yang dimaksud adalah baik berupa penataan view dan atraksi, jasa, dan produk khas Bagek Kembar. Selain itu ada juga kekurangan struktur dan budaya organisasi Pokdarwis yang belum tertata dan terstruktur untuk bekerja secara optimal dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. Di sisi lain, kurangnya promosi wisata di era digital juga menjadi fakta permasalahan yang menyebabkan kurang optimalnya pendapatan daerah tersebut dari pariwisata terlepas dari kondisi pandemi.
Meskipun beberapa kekurangan, ada juga kelebihan yang tim temukan misalnya potensi produk seperti bibit mangrove/bakau yang sangat menjanjikan di daerah tersebut, kepiting bakau yang dapat menjadi menu favorit, dan sudah tersedianya beberapa tempat yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai di sekitar mangrove/bakau. Potensi yang dimiliki Bagek Kembar ini dinilai tim sebagai potensi yang sangat besar untuk menjadikan Bagek Kembar sebagai pusat bakau NTB.
Ketua Pokdarwis wisata mangrove Bagek Kembar, Agus Alwi, mengatakan bahwa selama ini memang Pokdarwis di daerah itu belum bekerja secara optimal meskipun fasilitas yang tersedia cukup memadai. “Memang secara fasilitas, kami di sini sudah banyak jika dibandingkan dengan tempat lain, ada tempat istirahat, sekretariat, kamar mandi, bahkan website juga kami sudah punya dan didampingi untuk kontenya”, ujarnya. Akan tetapi menurutnya memang strategi promosi dan struktur organisasi belum dilakukan secara optimal. Sementara itu, Kepala Desa Bagek Kembar, Muliadi, berharap tim pengabdian dapat memberikan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dan pemerintah desa akan mendukung upaya itu. “Kami berharap bisa menemukan setidaknya solusi yang tidak kamu ketahui selama ini dari rekan-rekan Prodi Komunikasi Universitas Mataram”, ungkapnya.
Berdasarkan análisis konteks yang dilakukan ketika FGD, tim pengabdian dan Pokdarwis menemukan beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurai masalah. Pertama, ditentukan produk unggulan yang dimiliki Bagek Kembar yang bisa dijual yakni bibit mangrove dan kepiting bakau, pengalaman menananm bakau dan menangkap kepiting bakau, dan jalur tracking bakau memggunakan perahu kecil. Setelah menentukan produk, selanjutnya secara organisasi ditentukan penanggung jawab dari masing-masing produk yang ditawarkan. Ditentukan pula penanggung jawab untuk mengelola website. Dalam website tersebut dicantumkan informasi dan produk yang ditawarkan. Melalui website juga nantinya harus ada pilihan bagi calon wisatawan untuk memesan produk atau jasa secara online.
Ketua Tim Pengabdian dari Prodi Komunikasi Universitas Mataram, Shinta Desiyana mengatakan bahwa hasil FGD ini diperlukan untuk mengoptimalkan promosi melalui media digital. “Saat ini kan hanya melalui FB saja sementara kalau di FB kan belum jelas siapa saja yang dijangkau, minat orang beda-beda. Memang harus melalui Website jika benar-benar ingin maksimal”, jelasnya. Ia berharap melalui pengabdian ini, Pokdarwis Bagek Kembar memiliki struktur organisasi yang mampu bekerja sesuai dengan tawaran yang ditampilkan nanti di website.
Selain itu, tim pengabdian juga membantu Pokdarwis Bagek Kembar untuk memproduksi konten. Konten yang diproduksi kemudian dipublikasikan melalui berbagai media digital. Dengan membantu pembuatan konten ini, tim pengabdian berharap Pokdarwis bisa belajar dan mendapatkan pengalaman Pembuatan konten yang sesuai dengan kebutuhan promosi melalui media digital. Konten yang dihasilkan tim pengabdian nantinya akan dipublikasikan videonya melalui YouTube sementara untuk foto dapat digunakan untuk promosi atraksi dan view melalui website.