
Lombok Timur – Karena pandemi, warga banting setir usaha dengan memanfaatkan sungai sebagai ladang penghasil uang.
Bapak Sahmal (52) warga Desa Tembeng Putik beralih menjadi petani penanam kangkung setelah pekerjaannya sebagai pedagang asongan di Bali harus terhenti karena pandemic Covid-19.
Hidup di Desa memberikan keuntungan bagi bapak Sahmal, terlebih lagi dekat dari rumahnya terdapat sungai yang luas yang kemudian terpikir untuknya memanfaatkan sungai tersebut untuk menanam kangkung.
Dengan modal Rp. 10.000,- bapak Sahmal memulai usahanya menanam bibit kangkung dengan terlebih dahulu membuat sekat-sekat pemisah dari aliran air sungai yang deras dengan lahan yang akan digunakan menanam kangkung. Tak sulit melakukan usaha ini, bapak Sahmal hanya perlu menunggu kurang lebih satu bulan agar tanaman kangkungnya dapat dipanen.
Bapak sahmal mengaku bahwa ia mendapatkan keuntungan hingga Rp. 100.000,- sekali panen di lahan yang seluas satu are, saat ini ia memiliki 3 are lahan tanaman kangkung yang artinya jika dipetik secara bersamaan dalam satu minggu ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp.300.000,-. “seminggu itu saya panen sekali saja di lahan yang seluas satu are, saya bisa dapat Rp. 100.000,- sekarang saya sudah punya lahan 3 are,cukup buat makan sehari-hari” ungkap bapak Sahmal, Kamis (23/9/2021).
Dibalik keuntungan yang dirasakan oleh Bapak Sahmal, beliau memiliki kekhawatiran sendiri jika keadaan musim penghujan telah tiba, beliau harus siap menerima keadaan yang lahan tanaman kangkungnya harus siap terbawa air bah yang tiba-tiba datang dan dapat menghancurkan segala lahannya.