Mataram– Kasus kebakaran di Kota Mataram sampai penghujung bulan September 2020 telah mencapai 33 kasus. Sebagian besar penyebab kebakaran didominasi oleh korsleting listrik atau terjadinya hubungan arus pendek, kompor gas, dan disusul oleh sampah atau kebakaran sampah. Pernyataan ini diungkapkan oleh Ki Agus M Idrus, Kadis Kebakaran Kota Mataram, di Kantor Dinas Pemadaman Kota Mataram, Selasa (6/10/2020).
Ia juga menambahkan kasus kebakaran terbanyak di Kota Mataram yaitu pada tahun 2018, yang dimana kala itu didominasi oleh korsleting listrik, kemudian disusul bencana alam gempa bumi yang mengguncang Lombok pada Juli 2018 lalu. Selain itu, Ia juga menjelaskan penyebab lainnya seperti kompor gas dan lilin. Kasus kebakaran yang disebabkan oleh kompor gas rata-rata mereka lupa mematikan kompor ketika selesai memasak, akhirnya membuat panas dan memunculkan api, sehingga api membesar dan menjalar ke rumah-rumah yang ada. Selain itu kasus yang disebabkan oleh lilin pemicunya karena mereka ketika menyalakan lilin kemudian menaruhnya sembarangan dan tidak memperhatikan sekitar apakah ada benda yang kondisinya mudah terbakar.
Selain itu Ki Agus M Idrus juga menambahkan, dalam proses pemadaman api banyak sekali hambatan yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran sehingga tidak sedikit warga yang protes. Seperti saat api mmebesar dan mulai melahap rumah, masyarakat baru menelpon. Lainnya seperti macet yang tak diduga saat perjalanan, kemudian mengingat kondisi mobil pemadam yang besar dan kondisi jalanan yang sempit ditambah pemukiman yang padat penduduk, memakan banyak waktu.
“Pemukiman padat penduduk menjadi hambatan, selain itu jalannya sempit. Sehingga kita terpaksa memadamkannya dengan menyambung selang satu per satu. Selangnya itu panjangnya bisa 30 Meter dan menyambungnya butuh waktu. Kita narik dulu kemudian sambung, kan butuh waktu,” jelasnya saat diwawancarai, Selasa (6/10/2020)
“Jadi kalaupun masyarakat marah, ya kita terima,” tambahnya.
Dari banyaknya kasus kebakaran di Kota Mataram ini, ia berharap masyarakat untuk lebih peka dan memperhatikan kesdarannya, jangan lalai saat melakukan sesuatu yang mudah terbakar dan menimbulkan api. “Kesadaran kita di dalam menggunakan peralatan listrik kemudian saat memasak jangan ditinggal begitu saja, perhatikan ketika menaruh lilin,” tutupnya.