Di hati MAN 2 Mataram, ada sosok yang berdiri teguh selama puluhan tahun, yang menjelma menjadi sosok yang baik hati dan tangguh. M. Nursal, yang akrab disapa Pak Cik, lebih dari sekadar pengurus sekolah yang setia; ia telah menjadi jiwanya. Rumahnya yang sederhana, yang terletak di samping mushola sekolah, selalu menjadi tempat berlindung bagi para guru dan siswa, yang menawarkan kehangatan dan telinga yang mau mendengarkan siapa pun yang membutuhkan. Namun kini, pria yang telah banyak memberi ini sedang menghadapi kejamnya takdir.

Diagnosis Tumor Timoma baru-baru ini telah membayangi sikap ceria Pak Cik. Kompleksitas tumor tersebut menuntut operasi segera dan perawatan di rumah sakit yang lama, tantangan yang disertai dengan biaya medis yang mahal. Berita tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan MAN 2 Mataram, yang mendorong tanggapan luar biasa yang menunjukkan banyaknya cinta dan rasa hormat yang telah ditumbuhkan oleh pria paruh baya tersebut.
Begitu kabar tentang kondisi Pak Cik menyebar, keluarga MAN 2 Mataram pun beraksi. Alumni, siswa-siswi, dan guru-guru meluncurkan kampanye penggalangan dana, memanfaatkan kekuatan media sosial dan jaringan lokal. Sumbangan mengalir dari setiap sudut, sebagai bukti dampak mendalam yang diberikan pria yang memiliki dua anak tersebut kepada generasi-generasi berikutnya.

Namun, ini bukan hanya tentang uang. Dukungan hadir dalam berbagai bentuk. Sebuah kegiatan doa virtual mempertemukan ratusan peserta di Zoom, suara kolektif mereka meningkat dalam permohonan sepenuh hati untuk kesembuhan Pak Cik. Alumni, guru beserta murid MAN 2 Mataram pun mengunjunginya di rumah sakit, tidak hanya menawarkan bantuan keuangan, tetapi juga hadiah yang tak ternilai berupa persahabatan dan dorongan.

Melalui semua itu, semangat beliau tetap tak tergoyahkan. Bahkan saat ia menanggung kerasnya perawatan medis, pikirannya tertuju pada sekolah dan para siswanya. Bagi mereka yang mengenalnya, ketangguhan Pak Cik bukanlah hal yang mengejutkan. Selama bertahun-tahun, ia telah menghadapi berbagai tantangan dengan tekad yang kuat, tidak pernah mencari pengakuan, tetapi selalu memberikan segalanya. Perjuangannya saat ini tidak berbeda. Perjalanan menuju pemulihan itu panjang dan tidak pasti, tetapi pria itu tidak menjalaninya sendirian. Persatuan yang ditunjukkan oleh komunitas MAN 2 Mataram adalah pengingat yang kuat tentang dampak yang dapat diberikan oleh satu individu dan kekuatan yang datang dari kebersamaan.
