Kekalik, 6 Desember 2024 – Kondisi kehidupan sebagian warga yang tinggal di pinggir Kali Ancar, Kekalik, mencerminkan ketimpangan sosial yang masih terjadi di tengah masyarakat. Rumah-rumah semi permanen berdiri rapuh di sepanjang tepian sungai, dengan fasilitas yang jauh dari memadai.
Warga di kawasan ini hidup dalam keterbatasan ekonomi, sehingga banyak yang terpaksa memanfaatkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut pantauan, sungai yang tercemar menjadi sumber air bagi sebagian warga untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga, meskipun risiko kesehatan mengintai akibat air yang tidak layak pakai.
Seorang warga setempat, Pak Amin (52), mengungkapkan bahwa kehidupan di pinggir kali sudah dijalani selama puluhan tahun. “Kami tinggal di sini karena tidak punya pilihan lain. Penghasilan hanya cukup untuk makan, jadi soal rumah atau air bersih, ya seadanya saja,” katanya.
Kondisi ini menjadi bukti nyata adanya ketimpangan sosial, di mana sebagian warga tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih dan tempat tinggal yang layak. Selain itu, ancaman banjir saat musim hujan semakin memperburuk keadaan.