Limbah organik atau sampah adalah salah satu hal yang seringkali luput dan tidak diperhatikan oleh banyak orang. Padahal dalam praktiknya, setiap rumah tangga setidaknya menghasilkan banyak sekali limbah organik yang bisa berbahaya apabila tidak diolah dengan baik. Tidak hanya dari aktivitas rumah tangga tapi limbah organik sendiri bisa berasal dari banyak sumber yang berbeda.
Limbah merupakan salah satu masalah serius di setiap negara. Dari tahun ke tahun, jumlah limbah yang ada terus mengalami peningkatan secara drastis dan terus menjadi masalah yang tidak kunjung usai. Salah satu limbah yang peningkatannya terjadi secara pesat adalah limbah organik.
Sebagai upaya pengolahan limbah organik, Kelompok KKN Tematik Universitas Mataram Desa Teros mengadakan program penyuluhan limbah organik dan non organik. Dimana penyuluhan pertama yaitu penyuluhan mengenai limbah organik dengan target sasaran ibu rumah tangga, petani dan juga peternak. Penyuluhan limbah organik ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Teros, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur pada Kamis (14/07/2022).
Pada kesempatan tersebut, kelompok KKN Tematik Universitas Mataram memberikan penyuluhan serta demonstrasi bagaimana mengolah sisa limbah lunak organik rumah tangga menjadi ‘Eco-enzyme’ multifungsi yang tentunya tidak banyak memakan biaya namun dapat menghasilkan teknologi tepat guna karena ramah lingkungan dimana alat dan bahan yang dibutuhkan hanyalah gula merah atau molase, sisa sayuran segar dan kulit buah dan wadah plastik besar untuk isi 10 liter air dengan tutup yang rapatyang nantinya untuk didiamkan dan difermentasi selama minimal 3 bulan.
“Dikarenakan harga gula merah yang sedikit mahal, untuk pembuatan Eco-Enzyme kita bisa menggunakan alternatif lain yaitu molase dengan harga 1 liter atau 1 Kg-nya hanya sepuluh ribu rupiah” Ujar Andyni Salsabila selaku pemateri penyuluhan pengolahan limbah organik mahasiwa KKN Tematik Universitas Mataram di Desa Teros.
Menggunakan berbagai bahan dapat membuat ekosistem enzimatik yang komplek namun stabil dalam wadah karena itu lebih baik menggunakan berbagai jenis kulit dan sayur. Untuk menambah aroma khas pada Eco-enzyme bisa ditambahkan atau lebih memperbanyak kulit jeruk, kulit lemon, kulit pisang, kulit pear atau daun pandan. Namun, hindari menggunakan sampah dari dapur yang mengandung minyak dan daging.
Formula yang dibutuhkan untuk pembuatan Eco-Enzyme adalah 1:3:10 yaitu 1 kg gula merahatau 1 liter molase, 3 kg sisa sayuran segar dan buah-buahan dan 10 liter air bersih yang kemudian disatukan dalam wadah plastik untuk di fermentasi selama minimal 3 bulan.
Pada demonstrasi pembuatan Eco-enzyme, mahasiwa KKN Tematik Universitas Mataram menggunakan limbah organik sayuran dari dapur berupa batang dan daun sawi, bayam, wortel, kol, dan kangkung. Sisa limbah organik buah-buahan dari konsumsi mereka sehari-hari berupa kulit jeruk, kulit pisang, kulit semangka, dan bagian buah nanas yang tidakhabis di konsumsi. Semakin banyak jenis limbah organik yang digunakan maka hasil didapatkan akan semakin baik.
Manfaat dari Eco-enzyme untuk pertanian yaitu sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, menurunkan asap dalam ruangan, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan menurunkan efek rumah kaca.
Sedangkan manfaat untuk kesehatan, Eco-enzyme dapat digunakan sebagai alternatif perawatan wajah dan kesehatan tubuh seperti toner wajah sebagai pengobatan bruntusan, bentol-bentol bahkan jerawat, obat kumur, detoks tubuh dengan cara rutin merendam kaki dengan campuran Eco-Enzyme, campuran sampo dan sabun agar meminimalisir ketombe dan bau badan dan masih banyak lagi manfaat Eco-Enzyme.
Penelitian terakhir juga mengungkapkan bahwa Eco-enzyme dapat digunakanuntuk pengobatan pada hewan ternak dengan metode terapi. Eco-Enzyme sudah tersebar luas sangat pesat di kalangan peternak saat beberapa pekan lalu maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau kerap disebut dengan PMK.
“Alhamdulillah, dengan adanya pengenalan pengolahan limbah organik menjadi eco-enzyme ini, masyarakat mendapatkan tambahan ilmu dan pembuatan eco-enzyme bisa dipraktikkan langsung di rumah tangga masing-masing” ujar Ibu Kuswati selaku Kasi Kesejahteraan Desa Teros.
Kepala Desa Teros, Patria Kusniadi juga menanggapi dengan baik kegiatan penyuluhan limbah organik ini. Dengan adanya penyuluhan ini, beliau berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan upaya menyelamatkan lingkungan melalui pengolahan limbah organik menjadi produk multi fungsi Eco-enzyme.
Terakhir, Mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram juga membagikan Eco-enzyme yang sudah siap pakai kepada para seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan tersebut. (*)