Ketika menyebut kata “senggigi” apa yang langsung terpikirkan di benak kita semua? Pantai? Cafe? Hotel? Club? Memang Senggigi tidak jauh dari tempat yang seperti itu. Namun ada beberapa tempat yang bisa dijadikan tempat liburan atau rekreasi selain pantai.
Senggigi merupakan tempat wisata, rekreasi yang kebanyakan dimanfaatkan pada pantai, tempat makan, maupun hotelnya. Wisatawan asing pun lebih akrab dengan pantainya yang dapat memanjakan mata. Beberapa waktu lalu Senggigi juga mengadakan event “Pesona Senggigi” yang dimana mereka melibatkan banyak pihak termasuk Dinas Pariwisata NTB. Keberlangsungan acara tersebut juga untuk mempromosikan akan adanya WSBK (World Superbike) di Sirkuit Mandalika.
Namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana keindahan Senggigi dibalik pantai-pantainya yang memanjakan mata tersebut. Ada satu keindahannya yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan. Tepatnya berada di desa Kerandangan. Jarak dari jalan raya ke pintu gerbang air terjun tersebut sekitar 2 km. Selanjutnya kita akan jalan lagi melewati lembah, jalanan licin dan beberapa jembatan. Sepanjang perjalanan itu, kita akan ditemani oleh kera hitam yang biasa akan muncul mulai dari pukul 10 pagi. Selain kera hitam, disana juga terdapat penangkaran kupu-kupu, dan beberapa kursi taman sebagai tempat beristirahat. Ditambah beberapa pos untuk menandakan jarak sampai ke tujuan tersebut.
TWA ini ditunjuk ada pada tahun 1992 dan ditetapkan pada tahun 2014. Pengembangan dari TWA ini ramai pada tahun 2017 dan 2018, hingga 2019 sebelum masa pandemi pun masih ada pengunjung yang merupakan turis mancanegara. Setelah adanya pandemi dimulai tahun 2020 sampai November 2021 terhitung tidak ada pengunjung yang merupakan mancanegara. Pengunjung TWA saat ini hanya warga lokal dan beberapa ada pelajar yang melakukan study tour serta mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.
“ya karena bosan melihat pantai akhirnya saya mengajak rombongan untuk kesini saja walaupun jalannya agak terjal..” ujar H. Ridwan selaku pengunjung TWA dan warga asli Kerandangan.
Redaksi: Eva Afira, Danal Hanangga, Laura Pao