Fitri Marwahdiyanti, Berkuliah di STKIP Taman Siswa Bima sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Tekhnologi Informasi (PTI) angkatan masuk 2017 ini tidak diragukan lagi dalam bidang bela diri Taekwondo dan Hapkido yang sudah teruji.

Sepintas penampilan perempuan 23 tahun ini cukup menipu. Postur badannya imut tapi punya power yang luar biasa. Meski berparas cantik, tapi garang juga. Selain sebagai mahasiswi, dia adalah atlet bela diri taekwondo.

Sebagai Asisten Dosen, Namanya masuk dalam gerbong mahasiswa hebat dengan predikat lulusan dengan pujian. Parasnya yang cantik berbanding lurus dengan prestasi aduhai yang ia raih selama mengeyam dunia perkuliahan.

Prestasi menenteng lainnya yang pernah ia raih adalah juara Poomsae Junior Individual Putri (Kejuaraan Taekwondo Provinsi di Mataram tahun 2015). Sementara di cabang Hapkido, mahasiswi asal Desa Rabakodo ini juga tak kalah mentereng. Dia pernah menyabet juara 3 Hyung Senior Beginner Woman (Kejuaraan Nasional 1 di Yogyakarta tahun 2016), Hyung Senior Beginner Woman (Kejuaraan Nasional 2 di Yogyakarta tahun 2017). Dan juara 1 Hyung Senior Beginner Woman (Kejuaraan Nasional 3 di Jakarta tahun 2018). Selain itu, ia juga mengikuti seleksi ASIAN Hapkido Championship 2019 di Hongkong. Dan masih banyak lagi.

Baru-baru ini prestasi membanggakan yang berhasil diraih oleh Fitri yaitu dalam Kejuaraan akhir PON Papua mendapatkan juara ke 2 dan 3 yaitu medali Perak dan Perunggu. Hal ini tentu saja tidak mudah baginya dengan proses pelatihan yang luar biasa. Berikut dalam wawancara Fitri Marwahdiyanti (12/10/21).

“Alhamdulillah sejauh ini saya sudah pernah menyabet medali dari juara 1 hingga juara 3, dan di akhir PON kemarin saya mendapatkan juara ke 2 dan 3 yaitu medali Perak & Perunggu, menjalankan proses yg cukup lama, bahkan ketika akan mempersiapkan kejuaraan butuh waktu berbulan-bulan utk latihan (Training Center). selain usaha diutamanya dengan berdo’a karena siapa lagi tempat kita meminta keberhasilan, dan juga restu/do’a kedua orangtua” Ucap Fitri

Dengan perasaan bahagia setelah berhasil lolos PON Papua menjadi suatu kebanggaan baginya karena bisa mendapatkan Apresiasi dari Kampus untuk Beasiswa S2 dan menjadi Dosen setelah sempat gagal menjadi Anggota TNI Kowad. Fitri menjelaskan bahwa kegagalan tersebut ternyata memiliki hikmah yang luat biasa baginya untuk tidak berputus asa dan tetap semangat.

“Alhamdulillah ya, karena saya pun tidak pernah bermimpi bisa menjadi Atlet PON apalagi sampai mendapatkan medali di ajang perhelatan Olahraga terbesar ini di tk. Nasional, dulu pernah ikut tes kowad tapi tidak lolos, tapi dari kegagalan itu ternyata ada hikmahnya, ada rezeki lain dibalik itu, dan sekarang Insya Allah saya akan lanjut menekuni dan menjalankan apa yang sudah diamanahkan menjadi Asisten Dosen karena Alhamdulillah kampus memberikan Apresiasi kepada saya untuk bisa lanjut S2 di luar negeri dan menjadi dosen” Jelas Fitri.