
Mataram – Ratusan massa dari mahasiswa Uiversitas Mataram hari ini kembali melakukan aksi damai di depan kantor DPRD NTB (04/20/2019). Berbeda dari aksi-aksi sebelumnya, aksi kali ini berlangsung damai dan tertib. Mahasiswa menyampaikan orasi, membacakan puisi, mengheningkan cipta bersama untuk korban meninggal di Kendari dan membagi-bagikan bunga kepada Polisi dan TNI.
Mahasiswa mulai datang ke Islamic Centre pada pukul 15:00 WITA. Mahasiswa berangkat dari kampus menuju Islamic Centre menggunakan sepeda motor dan memarkirkan kendaraannya di dalam basement parkir Islamic Centre. Mahasiswa kemudian salat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju perempatan Bank Indonesia.
Pukul 16:00 WITA, mahasiswa Universitas Mataram (UNRAM) yang menggunakan almamater kebanggaannya berkumpul di perempatan Bank Indonesia. Aksi ini di kawal oleh pihak kepolisian yang mengamankan alur lalu lintas. Mahasiswa berorasi, membacakan puisi, dan bersama-sama menyanyikan lagu Darah Juang.
Muhammad Amri Akbar, Presiden mahasiswa Unram menegaskan dalam orasinya bahwa aksi kali ini tidak ditunggangi oleh siapapun. Menurutnya, aksi ini merupakan suara keresahan rakyat yang tidak setuju KPK di gembosi habis-habisan. Lebih lanjut, Ia menganggap bahwa telah lahir Orde Baru dengan wajah baru dan mengutuk keras tindakan represif aparat yang menyebabkan kematian dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Mahasiswa kemudian mulai melakukan long march menuju kantor DPRD NTB pukul 17:20 WITA. Long march diiringi dengan lagu Buruh Tani yang dinyanyikan bersama-sama oleh para mahasiswa. Aksi long march ini membuat jalan di sepanjang kantor DPRD NTB ditutup sementara. Pihak kepolisian juga mengawal para mahasiswa yang melakukan long march tersebut dengan menggunakan mobil patrolinya.
Pukul 17:28 WITA, mahasiswa sudah sampai di depan kantor DPRD NTB. Pihak kepolisan langsung menghimbau para mahasiswa untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung. Polisi juga menghimbau mahasiswa untuk tidak membawa benda yang membahayakan serta tidak anarkis. Setelah himbauan selesai, mahasiswa mulai berorasi dan menuntut kejelasan terhadap tuntutan yang mereka bawa pada aksi tanggal 26 dan 30 September.

Koordinator lapangan kemudian menginstruksikan kepada mahasiswa untuk menabur bunga di keranda mayat yang bertuliskan DPRD telah hilang dan R.I.P Demokrasi secara bersama-sama dan menyanyikan lagu Semangat Juang. Pukul 17:35 WITA, Arif salah seorang massa aksi membacakan puisi karya Wiji Thukul dengan semangat berapi-api yang diiringi dengan lagu Darah Juang.
Pukul 17:40 WITA, Ade salah satu mahasiswi memimpin massa aksi untuk menyanyikan lagu Gugur Bunga guna mengenang kematian dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Polisi kembali menghimbau massa untuk membubarkan diri pada pukul 18:00 WITA. Jika massa tidak membubarkan diri pada jam yang telah ditentukan, maka polisi akan mengambil tindakan tegas.

Presma Unram, Muhammad Amri Akbar kemudian membacakan pernyataan sikap mahasiswa. Pertama, mengutuk keras DPRD NTB yang tidak mendengar aspirasi mahasiswa dan lebih mendengar arahan partai politiknya. Kedua, DPRD NTB harus menyampaikan tuntutan rakyat pada tanggal 26 dan 30 ke DPR pusat. Ketiga, menuntut untuk membebaskan para aktivis pejuang demokrasi yang di tahan dan mengecam tindakan represif aparat kepolisian. Kemudian yang keempat, mengusut tuntas kematian mahasiswa di Kendari dan Jakarta. Terakhir, Ia menuntut pihak kepolisian dan pemerintah untuk memberikan bantuan moral dan moril kepada korban demonstrasi yang saat ini masih dirawat RSUD NTB.

Pukul 18:00 WITA, massa aksi mengheningkan cipta untuk korban meninggal dunia di Kendari dan Jakarta. Massa aksi kemudian membubarkan diri dengan damai sembari membersihkan saampah mereka. Para mahasiswa juga memberikan bunga kepada aparat kepolisian dan TNI yang sudah mengawal jalannya aksi hari ini.