Lombok Barat, infolombok.id – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan tepatnya organisasi politik islamis. Organisasi ini menganggap ideologinya sebagai “ideologi islam” yang tujuannya membentuk khilafah islam atau negara islam. Namun 2017 lalu, HTI telah dibubarkan dengan Perpu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) karena dinilai anti-Pancasila.
Meski sudah dibubarkan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tetap mengambil peran dalam menjaga NKRI dari pengaruh ideologi bertentangan. Hal ini disampaikan Sabolah Al Kalamby, Sekjen Pengurus Besar PMII dalam sambutannya di acara pembukaan Pelatihan Kader Lanjut Angkatan I PMII Region Bali-Nusa Tenggara, Jumat (15/2) di Asmara Haji, Narmada, Lombok Barat.
“Pemerintah telah membubarkan organisasi terlarang HTI. Tetapi secara ideologi sulit dihapus dan itulah pentingya PMII masuk ke kampus,” ungkapnya.
Dengan aktifnya pergerakan PMII diharapkan dapat mencegah tumbuhnya paham HTI khususnya di kalangan kampus. Untuk itu, peran kampus PMII di dunia kampus sangat dibutuhkan guna membantu menghilangkan paham bertentangan tersebut. ”Kampus-kampus di NTB harus direbut oleh kader PMII,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Wakapolda NTB Kombes Pol Drs Tajuddin mengatakan, menjaga NKRI merupakan tanggung jawab semua pihak. Dia berharap semua pihak dapat menjaga bangsa ini dari pengaruh ideologi terlarang.
”Pemersatu kita adalah Pancasila. Semua elemen bangsa wajib mengamankan Indonesia. Tugas kita supaya jangan sampai negara kita ini timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Kita harus ikut mengamankan dan menjaga,” ujarnya.