Lombok Tengah, infolombok.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah berupaya untuk membangun infrastruktur demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan cara merevitalisasikan pasar tradisional menjadi pasar rakyat yang berstandar nasional. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 yang telah disahkan yakni tentang Perdagangan. Istilah Pasar Tradisional mengalami perubahan dalam penyebutannya yakni menjadi Pasar Rakyat.
Dikutip dari PresidenRI.go.id, Proses revitalisasi pasar sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun anggaran 2015-2019, yaitu sebanyak 5000 pasar yang didukung oleh pemberdayaan secara terpadu. Penyaluran dana revitalisasi pasar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantu (TP).
Lokasi pasar yang akan menjadi Pasar Rakyat tidak terlepas dari potensi wilayah yang berada di zona strategis. Berpacu pada zona strategis tersebut membuat Pemkab Lombok Tengah menetapkan Pasar Kopang sebagai salah satu pasar yang siap direvitalisasi menjadi Pasar Rakyat yang modern. “Letak Kopang sangat strategis. Jalur di sana merupakan jalur lalu lintas yang wajib dilewati oleh wisatawan,” ungkap Wakil Bupati, H. Fathul Bahri, S.IP di Pendopo II Praya, Selasa (29/1).
Fathul Bahri mengatakan, dana yang disediakan untuk revitalisasi pasar Kopang berkisar Rp. 79 Miliar. “Kami siapkan Rp. 79 Miliar,” jelasnya. Biaya yang cukup besar ini akan digunakan untuk membangun fasilitas yang berstandar nasional seperti musholla, taman bermain, WC umum, kios , dan tempat parkir.
Proses revitalisasi sudah dilakukan sejak tahun 2018 lalu dan ditargetkan selesai 2019 ini. Untuk sementara, aktivitas jual beli di pasar Kopang dengan jumlah kurang lebih 900 pedagang sudah direlokasikan ke eks Koperasi Unit Desa (KUD) Pengkores Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang.
Selain itu, Fathul Bahri, mengatakan, proses revitalisasi ini akan mampu membantu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan berharap revitalisasi pasar rakyat mampu menggerakkan ekonomi daerah. .”Ini akan membuat masyarakat yang nganggur menjadi bekerja, walaupun hanya jadi tukang parkir atau penjual minuman di sana. Kami (Pemkab) berharap, ini akan menggerakkan perekonomian Lombok Tengah,” tutupnya.