Mataram, infolombok.id– Menyambut Tahun Baru Imlek 2570/2019, Pengelola Klentang Po Hwa Kong bersihkan Klenteng yang ada di Ampenan, Kota Mataram. Pengelola Klenteng saat ini sudah mulai sibuk dengan berbagai macam persiapan menjelang Imlek yang jatuh pada 5 Februari 2019 mendatang. Persiapan itu sendiri sudah dimulai dari membersihkan tempat ibadah dan sembahyang, membersihkan atap-atap klenteng dan lampion-lampion, serta memandikan patung-patung dewa.
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek, rangkaian acara serta upacara keagamaan sudah disiapkan dan sebagian sudah dilakukan oleh pengelola dan warga Tionghoa sekitar. Sejak 25 Januari pengurus Klenteng dan warga Tionghoa sudah melakukan bakti sosial di 6 kampung yang ada di sekitar Klenteng. Selanjutnya pada 29 Januari, warga melakukan upacara menghantar dewa yang kemudian dilanjutkan dengan gotong royong membersihkan klenteng. “Sejak 29 Januari kami adakan baksos guna menyambut musim semi,” ungkap Kabid Keagamaan Tionghoa, Andika Jayanata, Sabtu (2/2).
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa yang terdiri dari berbagai macam upacara keagamaan. 4 Februari mendatang warga Tionghoa akan melakukan acara sembahyang tengah malam pada pukul 12 malam sebagai penyambutan tahun baru yang dipusatkan di Klenteng Po Hwa Kong Ampenan. Tidak hanya itu, terdapat juga berbagai macam upacara guna menyambut dewa. Acara akan ditutup dengan acara Cap Go Meh yang merupakan acara puncak dari perayaan Imlek yang biasa dilakukan pada tanggal kelima belas Imlek/19 Februari. Cap Go Meh memiliki makna memohon berkah dari para dewa dengan rangkaian acara melakukan sembahyang dan jamuan makan malam. ”Ada acara Cap Go Meh yakni acara puncak guna memohon berkah dari para dewa. Biasanya meminta bingkisan berupa angpao dari dewa,” jelasnya.
Dalam perayaannya, makanan warga Tionghoa biasanya tidak lepas dari makanan tradisional yang dipercaya memiliki berbagai macam simbol dan makna yang membawa keberuntungan. Makanan wajib yang harus ada adalah kue keranjang, mie Imlek, dan ikan Imlek. “Malam tahun baru imlek kita makan besar bersama seluruh keluarga,” ungkapnya.
Kue keranjang dimaknai sebagai penutup hal-hal buruk pada saat Imlek berlangsung dan kehidupan kita tetap manis kedepannya. Mie Imlek dimaknai sebagai simbol suatu rezeki yang tidak pernah terputus, sedangkan ikan Imlek sendiri dipercaya sebagai simbol untuk memulai tahun baru dengan banyak keberuntungan. “Kata ikan ada huruf “i” disana. “I” dalam lafal bahasa Tionghoa berarti lebih. Semakin banyak ikan semakin banyak yang lebih,” tutupnya.