LOMBOK (20/01/2019) – Pemda Lombok Tengah, melalui Dinas Pertanian setempat, sangat menginginkan wilayahnya menjadi salah satu sentra industri benih kedelai, bahkan ingin mandiri dalam penyediaan benih kedelai. Hal tersebut dikarenakan potensinya cukup besar di wilayah ini. Misalnya adanya berbagai kondisi agroekologi untuk usaha tani kedelai, dukungan Pemda setempat yang cukup besar, dan adanya penangkar-penangkar baru yang tumbuh.

Selain itu ada kemudahan akses untuk memperoleh benih sumber, berjalannya proses sertifikasi benih oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), terbukanya peluang pasar benih kedelai bersertifikat, serta adanya pendampingan teknologi budidaya maupun produksi benih kedelai bermutu secara intensif dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP NTB).

Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Ir. Lalu Iskandar menerangkan bahwa pada 2017 dari Lombok Tengah sudah mampu diproduksi benih kedelai bersertifikat sebanyak 900 ton, yang sebagian untuk memenuhi kebutuhan benih Kabupaten lain.

Pada tahun 2017, melalui kegiatan tersebut telah berhasil tumbuh benih kedelai di Kelompok Tani Beriuk Tinjal, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat. Calon benih yang dihasilkan selanjutnya diproses menjadi benih bersertifikat oleh “UD Pusaka Tani”. Pada tahun 2018 telah berhasil ditumbuhkan juga benih kedelai di Kelompok Tani “Pade Mele”, Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Benih kedelai bersertifikat yang dihasilkan mencapai sekitar 1 ton dan kini sudah ditanam lagi di wilayah Kecamatan Pujut.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menggunakan data realisasi luas panen kedelai di Lombok Tengah tahun 2016/2017, maka Kecamatan Pujut dan Praya Barat sangat potensial sebagai lokasi produksi benih kedelai melalui Sistem Jabalsim (Jalinan Arus Benih Antar Lapang dan Musim) dalam rangka kemandirian benih kedelai di Lombok Tengah.

Selain itu, kegiatan Desa Mandiri Benih Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah, NTB telah mengikuti prinsip ‘bisnis plan’ dimana benih yang dihasilkan dari kegiatan tersebut langsung dimanfaatkan pada musim tanam berikutnya oleh pengguna. Dengan kata lain perencanaan dan pelaksanaan kegiatan tersebut telah mempertimbangkan kebutuhan pengguna. Kegiatan tersebut juga mendukung pentingnya penumbuhan penangkaran benih kedelai berbasis masyarakat

[caption id="attachment_538" align="alignnone" width="300"] Tanaman Kedelai Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah (20/01/2019)[/caption]