Mataram- Menjelang pemilu 2019 berbagai Informasi Hoax beredar dengan ketidakjelasan sumber informasi dan menimbulkan berbagai konflik diantara kedua kubu Capres atapun Caleg. Informasi Hoax yang beredar menjadi bumerang integrasi dan toleransi politik masyarakat, dengan munculnya berbagai konflik dan perseteruan politik diantara dua kubu sebagai bukti bahwa lemahnya toleransi politik dalam masyarakat.
Menjelang pemilu mendatang berbagai sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan dan membimbing masyarakat untuk menentukan pilihan dengan menilai visi dan misi dari masing-masing calon untuk memimpin bangsa Indonesia yang lebih maju. Masyarakat dihimbau untuk tidak menyebar informasi hoax serta ujaran kebencian. Namun sebaliknya, informasi hoax semakin beredar dan meracuni pola pikir masayarakat .
Untuk menangkal berbagai informasi hoax agar tidak menyebabkan konflik politik yang berkepanjangan, Solidaritas Institute mengelar acara Focus Group Discussion dengan mengangkat tema Menangkal Hoax dan ujaran kebencian pada pemilu 2019 dengan tujuan mewujudkan demokrasi sejahtera bermartabat untuk kokohnya integrasi bangsa. Acara ini digelar pada Senin (14/01/2019) dan dihadiri oleh perwakilan pemuda, pers, politisi dan mahasiswa. Acara ini juga mengundang Galang asmara swlaku akademisi , Azwar ansori selaku ketua Kpu NTB, serta Kesbangpoldagri menjadi narasumber pada acara FGD tersebut.
Galang Asmara selaku akademisi mengatakan bahwa berbagai asumsi bermuncul dalam masyarakat untuk memilih pemimpin. Seperti munculnya julukan padi, jagung dan ambon terhadap calon bupati di Lombok Utara. Masyarakat cenderung lebih antusias memperdebatkan gambar simbol pada masing-masing calon dari pada melihat visi dan misi dari Caleg . Serta dengan munculnya pertikaiaan dan ujaran kebenciaan seperti kubu kecebong dan kampret menjadi bukti bahwa toleransi politik yang masih lemah. Toleransi ini sangat perlu ditanamkan dalam setiap individu masayarakat karena toleransi merupakan inti dari pengokohan integrasi serta pencegah konflik. Berbicara mengenai toleransi tidak hanya terbatas mengenai toleransi agama, sosial budaya namun juga meliputi toleransi politik. Hal ini sangat perlu untuk menghargai pilihan satu sama lainnya sehingga tidak memunculkan berbagai konflik dan ujaran kebencian.