Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah Mencanangkan Provinsi NTB Sebagai Zero Waste Province

0
790
[caption id="attachment_317" align="alignnone" width="3264"] Kegiatan Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi yang sedang berlangsung di Kantor Gubernur NTB pada Jumat (14/12)[/caption]

MATARAM – Dalam kegiatan mingguan “Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi” yang berlangsung pada Jumat (14/12) di Kantor Gubernur NTB, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) mendapat banyak kritik masukan serta keluhan warga dari berbagai wilayah.

Salah satunya adalah keluhan Maryadi, stakeholder yang berasal dari komunitas Gili Trawangan Assosiation dan Gili Eco Trash. Ia mengeluhkan bahwa menurutnya Gili Trawangan sedang mengalami permasalahan yang cukup serius. Yaitu perihal polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah dan pembakaran lahan sekitar. Ia mengeluhkan bahwa akibat polusi udara yang disebabkan oleh sampah tersebut, Ia mengalami kerugian sebesar Rp 11.000.000,00. Karena konsumennya meminta uangnya untuk direfund.

“Ini bukan hanya di penginapan saya yang mengalami kerugian, tetapi juga dengan 50 penginapan lain, bernasib sama seperti saya.” Ungkap Maryadi saat menyampaikan keluhannya di Kantor Gubernur NTB. Ia juga mengeluhkan minimnya penerangan jalan serta jalan yang masih banyak berlubang. Ia meminta ketegasan Pemerintah khususnya dalam sektor pariwisata untuk lebih ditingkatkan.

Dalam menanggapi hal tersebut, Zulkieflimansyah menegaskan bahwa pihaknya bersama Kementerian PUPR tengah mengupayakan dan menyediakan tanah yang cukup luas untuk mengelola sampah yang menjadi keluhan tersebut. “Kami bersama pihak-pihak yang berada disini mencanangkan dengan sangat berani, bukan hanya di Gili Trawangan tetapi di Provinsi NTB sebagai Zero Waste Province” Tuturnya.

Menurut Zulkieflimansyah, hal ini adalah suatu program yang besar dan merupakan langkah awal untuk menuju NTB menjadi lebih baik lagi. Siti Rohmi juga berpendapat bahwa masalah sampah ini harus dimulai dari SDM-nya. “Percuma apabila pengolahan sampah sudah canggih, alatnya sudah canggih, tapi kalau masyarakat sekitar tidak mensupport, maka program ini pasti tidak akan berjalan” Ujar Rohmi. Ia juga menegaskan bahwa kesadaran masyarakat sekitar adalah yang terpenting terutama pelaku wisata untuk mengkampanyekan cinta lingkungan. Ia juga mengungkapkan bahwa Pemerintah sangat mendukung untuk mengkampanyekan cinta lingkungan, sehingga berani untuk mencanangkan Zero Waste Province untuk Provinsi NTB. Di akhir penutup, Ia juga berharap Program Zero Waste ini dapat berjalan sesuai dengan rencana.