Mandalika, sebuah kawasan wisata yang terletak di pesisir selatan Pulau Lombok, kini menjadi sorotan dunia pariwisata Indonesia. Dengan keindahan alam yang memukau dan berbagai atraksi menarik, Mandalika menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan. Pantai-pantai di Mandalika, seperti Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan, dikenal dengan pasir putihnya yang lembut dan air laut yang jernih. Pantai-pantai ini sering menjadi lokasi favorit bagi para peselancar dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam.
Salah satu daya tarik utama Mandalika adalah Sirkuit Internasional Mandalika, yang menjadi tuan rumah berbagai acara balap internasional seperti MotoGP. Sirkuit ini tidak hanya menarik bagi para penggemar balap, tetapi juga menjadi ikon baru bagi pariwisata Lombok. Mandalika juga kaya akan budaya dan tradisi. Desa-desa tradisional Sasak di sekitar Mandalika masih mempertahankan cara hidup dan adat istiadat yang khas. Pengunjung dapat belajar tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak dan menikmati kerajinan tangan serta kuliner khas.
Selain menikmati pantai, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seru di Mandalika. Snorkeling dan menyelam di terumbu karang yang indah, hiking di perbukitan, atau sekadar bersantai di spa mewah adalah beberapa pilihan yang tersedia. Mandalika menawarkan berbagai pilihan akomodasi, mulai dari hotel mewah hingga penginapan yang ramah di kantong. Transportasi di sekitar Mandalika cukup mudah dengan adanya bemo, sepeda, dan cidomo (kereta kuda) yang siap mengantar pengunjung ke berbagai destinasi.
Namun, di balik pesona Mandalika, terdapat tantangan dalam melestarikan budaya lokal. Tradisi-tradisi seperti musik tradisional Sasak dan tarian adat semakin jarang dipertunjukkan dan mulai dilupakan oleh generasi muda. Perubahan zaman dan kurangnya regenerasi membuat tradisi ini semakin sulit bertahan. Upaya pelestarian sebenarnya telah dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat dan pegiat budaya di Lombok. Mereka kerap mengadakan lokakarya dan pelatihan bagi anak-anak muda, namun upaya ini belum cukup luas untuk menjangkau semua kalangan.
Diperlukan kolaborasi lebih antara pemerintah daerah, komunitas seni, dan masyarakat setempat untuk menjaga tradisi-tradisi ini tetap hidup. Jika tidak segera dilestarikan, tradisi-tradisi ini akan tinggal sebagai cerita dalam buku sejarah, kehilangan fungsinya sebagai bagian hidup dari budaya Lombok. Dengan upaya yang kolektif, diharapkan tradisi-tradisi ini dapat tetap dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat Lombok, memberikan warna tersendiri pada kekayaan budaya di Indonesia.