Lombok Timur – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Mataram Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru lakukan sosialisasi Pencegahan Stunting di Kantor Desa pada 14 Juli 2022. Pesertanya yaitu ibu-ibu kader perwakilan dari 20 Dusun dan tiga Polindes guna menurunkan jumlah stunting pada anak.
Kepala Desa Wakan, Sarijul Basri, A.Ag., M.Pd.I pada sambutannya mengatakan bahwa salah satu faktor utama penyebab terjadinya stunting di Desa Wakan ialah marak terjadinya pernikahan dini, yang di mana hal tersebut menyebabkan banyak para pasangan yang belum maupun sudah menikah namun masih kurang mendapatkan edukasi sehingga setelah melahirkan mereka tidak benar-benar paham bagaimana pola asuh anak yang baik dan benar sejak anak belum lahir hingga berusia 5 tahun. Pernikahan dini juga sering terjadi dikarenakan masih banyak pola pikir orang tua yang menganggap bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi dan lebih baik berdiam diri dirumah saja.
“Pernikahan dini dan pola pikir masyarakat seperti susahnya mengajak ibu-ibu untuk aktif mengikuti posyandu di Desa Wakan itu menjadi faktor utama penyebab tingkat stunting di Desa Wakan tinggi.” ucap Sarijul Basri, A.Ag., M.Pd.I selaku Kepala Desa Wakan. (14/07/2022)
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa selaku penyelenggara mengundang pemateri dari Mahasiswa Poltekkes Mataram yang mumpuni dalam bidang stunting. Ia juga menjelaskan bagaimana pentingnya mengikuti posyandu dan tata cara yang baik dan benar dalam pemberian MPASI. Dalam kasusnya, banyak kader desa yang mengungkapkan bahwa masyarakat masih belum paham pentingnya MPASI. Dalam penanganannya, kader sudah melakukan tugas sebagaimana mestinya yaitu salah satunya dengan rutin melakukan posyandu dan selalu mendampingi ibu hamil serta yang memiliki balita di daerahnya masing-masing. Namun, dikarenakan pola pikir masyarakat akan pentingnya posyandu masih kurang, maka kader juga perlu berfikir keras dengan melakukan trik khusus agar masyarakat mau mengikuti posyandu.
“Kami sudah berusaha mendampingi ibu-ibu yang sedang hamil bahkan yang masih memiliki balita, namun masih banyak ibu-ibu tersebut tidak mau mengikuti arahan kami dengan baik dikarenakan ada beberapa faktor, salah satunya tidak mau ikut posyandu jika tidak ada PNP atau bantuan dari pemerintah. Sehingga untuk memancing ibu-ibu tersebut untuk mau mengikuti posyandu, kami memiliki trik khusus agar mereka datang. Yaitu salah satunya dengan melakukan arisan saat posyandu, dan bagi ibu-ibu yang mengikuti arisan namun tidak datang saat posyandu maka nama mereka tidak akan diikutsertakan saat penarikan penentuan pemenang arisan. Sehingga hal tersebut bisa memancing para ibu-ibu untuk mengikuti posyandu walaupun tujuan utama mereka adalah arisan” ucap salah satu kader Desa Wakan. (14/07/2022)
Dengan terselenggaranya sosialisasi tersebut, mahasiswa selaku penyelenggara memiliki harapan besar agar tingkat stunting di Desa Wakan dapat berkurang. Diskusi yang dilakukan antara pemateri dengan para kader diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh kader dalam menangani permasalahan stunting.
“Kasus stunting di Desa Wakan bisa terbilang sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu kerjasama dari berbagai pihak agar kasus stunting ini bisa berkurang. Tidak hanya dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun juga perlu adanya kesadaran dari masyarakat yang dibantu oleh para kader di daerahnya masing-masing.” ucap Alfin Hidayat selaku ketua penyelenggara KKN Desa Wakan. (14/07/2022)