Mataram– Sudah setahun lalu Gunung Rinjani yang terletak di Nusa Tenggara Barat telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada sidang Organiasai Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Kamis, 12 April 2018, di Paris, Prancis.
Heryadi Rachmat pada saat di wawancarai di Aruna Senggigi Hotel Nusa Tenggara Barat, Jum’at (22/11/2019), ia menjelaskan pengajuan Gunung Rinjani sebagai geopark internasional melalui waktu dan perjuangan yang tidak main-main. Indonesia mengusulkan geopark pertama yaitu Rinjani pada tahun 2009. Tetapi waktu diusulkan ke UNESCO di Jakarta, negara boleh mengusulkan 3, yaitu Gunung Sewu Pacitan, Gunung Batur, dan Gunung Rinjani. Tetapi berdasarkan hasil penelitian yang lolos Gunung Sewu Pacitan dan Gunung Batur. Kemudian upaya bangkitkan destinasi Gunung Rinjani, akhirnya sudah sekian lama baru kemarin tahun 2018 Gunung Rinjani menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
Tentu setelah penobatannya, tugas dan komitmen seluruh masyarakat yaitu menjaga dan merawat kawasan wisata Gunung Rinjani. Seluruh masyarakat bekerjasama saling bertanggung jawab untuk pelestarian floran dan fauna serta keberagama geologi, budaya, yang terletak di kawasan Gunung Rinjani.
Haryadi Rachmat juga mengatakan kini Gunung Rinjani yang statusnya sudah menjadi geopark internasional bukan hanya status semata, tetapi bagaimana geopark memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
“Bukan hanya status semata, tetapi bagaimana bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya pada Jum’at, (22/12/2019).
Kawasan Gunung Rinjani yang kini statusnya sebagai geopark internasional sudah sejajar dengan ratusan geopark yang ada di dunia, termasuk di Indonesia, seperti Kaldera Danau Toba di Sumatera Selatan, Gunung Batur di Bali, Ciletuh Pelabuhanratu di Jawa barat, dan lainnya.
Ia juga menjelaskan bagaimana perkembangan kawasan itu memenuhi tiga unsur seperti konservasi pelestarian flora fauna, menghomati budaya dan melestarikannya, serta edukasi dan perkembangan ekonomi di sana.
Status geopark internasional yang terdapat di kawasan geologi tentu menjadi daya tarik bagi destinasi wisata. Artinya jika sektor wisata semakin berkembang, tak hanya masyarakat di sana, wilayah tersebut menjadi ladang penggerak wisata ekonomi yang cepat dibandingkan dengan lainnya.
Dari pengembangan wisata geopark Rinjani yang mendunia ini dapat mendorong partisipasi masyarakat sekitar untuk mengelola sumber daya yang ada agar meningkatkan kesejahteraan. Sumber pendapatan dan lowongan pekerjaan akan semakin terbuka, serta kunjungan wisata yang datang akan terus meningkat. Sehingga para masyarakat yang masih bergantung pariwisata Gunung Rinjani sebagai penyambung hidup mereka seperti porter, tour guide, homestay, dan penyedia Basecamp ataupun akomodasi lainnya akan menghasilkan keuntungan yang bagi masyarakat.
“Perkembangan geosite, objek destinasi, kemudian misal dari Bandara- Mataram diimpetalisir, di mana tempat destinasi, kuliner, wisata, peninggalan budaya, kerajinan. Keberadaan geopark harus memberikan manfaat bagi masyarakat dengan pemberian jalur pada lokasi-lokasi tersebut. Jadi masyarakat memperoleh banyak manfaat. Kalau ada destinasi yang punya tanah masyarakat, maka yang mengelola bukan pemerintah tetapi masyarakat. Tapi masyarakatnya dilatih, dibantu, bagaimana menjelaskannya menjadi interpreteur,” jelasnya, pada Jum’at, (22/11/2019).
Kini ia mengatakan pentingnya pemahaman lebih mengenai geopark yang ada di NTB, agar masyarakat kedepannya akan siap berkomitmen dari segala tantangan yang ada.
“Tugas masyarakat sekarang ikut mendorong setelah ditetapkannya Gunung Rinjani sebagai UGG, seerta menyatukan konsep pentahelix. Pentahelix konsep ialah bagaimana media, akademisi, masyarakat, pengusaha dan lainnya saling mendukung konsep geopark,” ucapnya.
Pentahelix sendiri merpakan konsep pembangunan, bagaimana unsur akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media saling bekerjasama untuk meningkatkan dan mempercepat pembangunan serta arus daerah wisata di bidang pariwisata.
Melalui organisasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), mereka menggelar sosialisasi School- Geopark atau Geopark- School. Sebuah kegiatan yang luar biasa yang berbagi edukasi kegeologian, mitigasi bencana, serta ilmu pengetahuan kepada guru dan siswa.
Mereka datang ke sekolah dan menjelaskan apa yang harus dilakukan. Karna geopark memberikan edukasi bagimana penanggulangan bencana, melestarikan Sumber Daya Air, program jelas apa yang dilakukan untuk masyarakat. Sehingga mereka terdidik, paham, diberikan pengetahuan untuk paham. Muncul keinginan memulai konsep, melakukan edukasi, pengembangan ekonomi. Pemerintah, swasta, organisasi profesi dengan mendukung adanya pentahelix
“Materi harus dipahami mulai dari SMP, mengatur bahasa dan sketsa yang mudah dipahami saat menerima informasi, tetapi subtansi tetap dan ilmunyaa tidak hilang. Hanya saja diramu menjadi bahasa yang mudah dipahami,” sambungnya.
Informasi: Dr. Ir. Heryadi Rachmat, M.M. saat menjadi pemateri di International Seminar on Rural Sociology and Community Development (ISRC 2019) di Aruna Senggigi Hotel Nusa Tenggara Barat, pada Jum’at 22 November 2019.