Dokumentasi dari Beritabulukumba.com 

MATARAM, – Kecerdasan Buatan (AI) kini membawa bahaya besar dalam penyebaran informasi, terutama saat AI membuat gambar dan video. Konten visual buatan AI ini sangat mirip kenyataan, membuat orang sulit membedakannya dari yang asli. Akibatnya, AI bisa menipu masyarakat dan menyebarkan kabar bohong, khususnya saat para oknum menggunakan AI untuk menggambarkan isu sensitif seperti kondisi lingkungan di Raja Ampat, dampak utamanya, AI mengikis kepercayaan publik terhadap informasi yang akurat.

Kekhawatiran ini muncul karena banyaknya video dan foto buatan AI yang beredar. Kini masyarakat semakin kesulitan membedakan antara visual AI dari aslinya, bahkan oleh orang yang teliti sekalipun. Apalagi bagi mereka yang kurang paham teknologi, AI membuat mereka sangat rentan jadi korban, karna umumnya mereka cenderung langsung percaya pada apa yang mereka lihat tanpa curiga.

Dampak paling nyata dari penggunaan AI ini terlihat pada isu lingkungan di Raja Ampat. Banyak oknum yang sengaja menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Raja Ampat setelah kerusakan lingkungan menyebar, AI membuat gambar yang lebih dramatis dan cenderung menggiring opini publik untuk kasus ini. Padahal visual visual tersebut bukan kondisi sebenarnya di lapangan, dan ironisnya, foto-foto asli kondisi tambang yang kredibel, dari Greenpeace Indonesia, justru kalah populer dari gambar-gambar buatan AI yang menyesatkan. Ini secara langsung dapat membelokkan pemahaman publik tentang seberapa parah kerusakan lingkungan di sana, membuat orang makin sulit mendapatkan informasi yang benar.

Akibat fatalnya, masyarakat melihat visual yang tidak mewakili kenyataan, mereka percaya gambar itu adalah gambaran akurat kerusakan lingkungan, padahal itu hanya rekayasa algoritma. Jika masyarakat terus-menerus melihat konten yang sulit diverifikasi dan ternyata tidak akurat, ini akan sangat mengikis kepercayaan mereka terhadap media dan informasi secara keseluruhan. Mereka jadi curiga pada semua visual yang beredar di masyarakat, bahkan jika gambar tersebut asli sekalipun, terutama orang tua atau yang gagap teknologi (gaptek) adalah kelompok paling rentan, sebab mereka menelan mentah-mentah dan menganggap visual AI itu asli.

Dari fenomena ini menggaris bawahi perlunya masyarakat untuk selalu kritis terhadap informasi visual, dan juga penting bagi kita untuk selalu mencari sumber yang terverifikasi agar tidak terjebak disinformasi yang merugikan.