Bu Kim dan Kelas Bahasa Korea Gratis: Jembatan Budaya di Universitas Mataram

0
50
Keterangan Foto: Bu Kim Sedang Mengajar di Depan Kelas

MATARAM, 17 Juni 2025 Setiap hari Selasa dan Jumat, Fakultas Teknik Universitas Mataram menjadi tempat bertemunya budaya dan bahasa. Puluhan peserta, yang terdiri dari mahasiswa hingga masyarakat umum, berkumpul di salah satu ruang kelas untuk mengikuti program kelas bahasa Korea untuk pemula. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Mataram dan Seoul National University, sehingga bersifat gratis untuk publik.

Berlangsung sejak 17 April dan dijadwalkan hingga bulan Juli 2025, program ini bertujuan untuk membuka akses pembelajaran bahasa Korea bagi masyarakat Lombok. Tidak hanya mengajarkan keterampilan berbahasa, program ini juga memperkenalkan budaya Korea Selatan, menjadikannya bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Salah satu figur utama dalam program ini adalah Bu Kim, pengajar asal Korea yang telah lama tinggal di Indonesia. Tidak hanya mengajar bahasa, ia juga membuka cakrawala peserta mengenai budaya Korea. “Bahasa bukan hanya kata-kata, tetapi alat untuk memahami satu sama lain,” kata Bu Kim, ketika ditanya mengenai alasannya mengajar di Universitas Mataram. “Saya senang karena banyak orang Indonesia yang tertarik belajar bahasa Korea. Saya ingin hubungan kedua negara tetap baik,” lanjutnya.

Sebagai guru kontrak, Bu Kim menunjukkan dedikasi tinggi dalam mengajar. Metodenya adalah menggabungkan teori dan praktik, sehingga kelas menjadi interaktif dan menyenangkan. Ia sering menggunakan simulasi percakapan, memutar potongan drama Korea, dan mengajak para peserta berdiskusi maupun bernyanyi bersama. Terkadang, Bu Kim juga merancang permainan kelompok yang mendorong para peserta untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar. Tidak heran apabila jumlah peserta selalu konsisten setiap minggu, karena antusiasme sangat tinggi.

Keterangan Foto: Bu Kim Sedang Berinteraksi dengan Para Peserta

“Bu Kim sangat baik. Beliau suka memberi kami permen atau stiker di tengah-tengah kelas,” kata Rina (22), salah seorang peserta yang juga merupakan mahasiswa Universitas Mataram.  Ia menceritakan bagaimana para peserta sangat menyukai Bu Kim, dan menjadi termotivasi untuk berusaha lebih keras dalam belajar. “Awalnya, mengikuti kelas terasa agak sulit, tapi gurunya sabar dan suportif. Saya jadi punya mimpi baru untuk melanjutkan S2 di Korea,” lanjutnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Asti (28), seorang guru SD dari Praya, Lombok Tengah, yang rela datang ke Mataram setiap hari Selasa dan Jumat demi mengikuti kelas. “Bu Kim selalu datang tepat waktu. Saya suka dengan budaya on time orang Korea,” katanya. “Niat saya ikut kelas ini, adalah karena saya ingin membawa sesuatu yang baru ke sekolah. Kalau saya bisa bahasa Korea, kan lebih bagus lagi.”

Bagi Bu Kim sendiri, mengajar di Universitas Mataram adalah pengalaman yang sangat berharga. Ia berharap bahwa di masa depan, akan semakin banyak program serupa yang mendorong pertukaran budaya antara Korea dan Indonesia. “Saya melihat potensi besar di sini. Jika bahasa Korea bisa membantu mereka mendapat lebih banyak peluang, maka saya akan merasa sangat bangga. Saya juga banyak belajar tentang Indonesia dari para peserta,” katanya.

Dengan kelas bahasa Korea gratis ini, Universitas Mataram telah mengambil langkah nyata dalam membangun koneksi global, membuktikan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga kunci menuju pemahaman dan persahabatan yang lebih luas. Kehadiran Bu Kim sebagai pengajar adalah simbol jembatan yang menghubungkan kedua budaya, membuka peluang baru bagi mereka yang bermimpi untuk melangkah lebih jauh.