Sarijah sedang menata dagangannya di pasar Kebon Roek (18/12/2024)

Mataram, NTB (18/12/2024) – Di balik riuhnya pasar Kebon Roek, ada seorang wanita tua yang tak kenal lelah untuk bertahan hidup. Namanya Sarijah, seorang ibu berusia 70 tahun yang telah menjalani rutinitas berjualan buah-buahan sejak tahun 1996. Setiap pagi, tepat pukul 6, dia sudah siap dengan keranjang berisi jeruk, salak, apel, anggur, buah naga, dan mangga, menanti para pembeli yang datang ke pasar.


Sarijah, yang tinggal di Sekarbele, Gubuk Mamben, Kota Mataram, menghabiskan hampir dua dekade terakhir dengan berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Saya jualan dari pagi sampai sore. Tidak ada pilihan lain selain berusaha keras untuk hidup,” ujarnya, dengan senyuman yang tampaknya menyembunyikan lelah yang tak tampak.

Dengan sepeda motor ojek yang menjadi transportasinya sehari-hari, Sarijah berangkat menuju pasar, meskipun usia yang sudah tak muda lagi. Perjuangan untuk menafkahi keluarga, terutama untuk satu orang anaknya, menjadi alasan utama yang membuatnya tetap bertahan. Dari 12 anak yang dimilikinya, 11 sudah menikah, dan hanya satu anak yang masih tinggal bersamanya. Keberadaan anak-anak, meskipun sebagian besar sudah mandiri, tetap menjadi semangat bagi Sarijah untuk terus melangkah.


“Bukan hanya untuk mereka, tapi untuk diri saya sendiri. Saya tak mau hanya menunggu bantuan orang lain. Lebih baik berusaha,” tambahnya dengan mata yang penuh tekad.

Sarijah sedang melayani pembeli di Pasar Kebon Roek (18/12/2024)

Sarijah bukanlah satu-satunya penjual di pasar Kebon Roek, tetapi kehadirannya selalu menjadi pemandangan yang menarik bagi siapa saja yang melintasi pasar tersebut. Walau tubuhnya mulai renta, tangan Sarijah tetap sigap menata buah-buahan yang dijualnya, menyapa pembeli dengan ramah, dan berusaha memberikan pelayanan terbaik.


Namun, hidup tidak selalu mudah. Meski telah berjualan selama hampir tiga dekade, Sarijah harus berjuang keras menghadapi berbagai tantangan, seperti harga barang yang seringkali tidak menentu dan pengaruh cuaca yang dapat mempengaruhi kualitas buah-buahan yang dijualnya. “Kadang cuaca panas, buah-buahan cepat busuk. Kalau begitu, saya harus jual lebih murah supaya tidak rugi,” jelasnya.


Di balik kesederhanaannya, Sarijah adalah contoh nyata dari ketekunan dan kerja keras. Meski usianya telah senja, semangat untuk bekerja demi keluarga tetap berkobar. Dengan keringat yang jatuh, dia tetap melangkah, menjaga harapan agar anak-anaknya dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.


Di pasar Kebon Roek, Sarijah adalah sosok yang tak hanya dikenal karena dagangannya, tetapi juga karena ketangguhan yang telah dia tunjukkan selama bertahun-tahun. “Saya berjualan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk masa depan anak-anak saya. Ini adalah bentuk cinta saya kepada mereka,” ungkapnya dengan suara yang tegas, meski terlihat lelah.


Sarijah adalah bukti hidup bahwa keteguhan hati dan kerja keras tak mengenal usia. Meskipun dunia di sekitarnya terus berubah, semangatnya untuk bekerja dan memberikan yang terbaik bagi keluarganya tetap abadi, menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya.