
Bersiaplah untuk ajang pencak silat internasional paling bergengsi!
Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi tuan rumah ajang bergengsi Perisai Diri International Championship (PDIC) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juli 2025 di GOR Turida, Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
Kejuaraan internasional ini akan mempertemukan ratusan pesilat dari berbagai negara untuk bertanding dalam semangat sportivitas dan pelestarian budaya bangsa. Selain Indonesia sebagai tuan rumah, beberapa negara peserta yang telah dipastikan hadir antara lain Jepang, Australia, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Brunei Darussalam, Papua Nugini, dan Timor Leste.
PDIC 2025 merupakan event tiga tahunan dari Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri. Event ini tidak hanya sekadar kejuaraan, tetapi juga menjadi wadah diplomasi budaya dan unjuk kebolehan seni bela diri asli Indonesia kepada dunia.
“Kejuaraan ini membawa semangat persaudaraan antarbangsa melalui pencak silat. NTB merasa bangga bisa menjadi tuan rumah untuk ajang sebesar ini,” kata Intan
Kejuaraan akan mempertandingkan lebih dari 80 nomor, mulai dari kategori Tanding, Tunggal, hingga Serang Hindar, yang merupakan ciri khas dari Perguruan Perisai Diri. Para atlet dibagi ke dalam tiga kelompok usia: Pra Remaja (12–14 tahun), Remaja (14–17 tahun), dan Dewasa (17–35 tahun), dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dari 45 kilogram hingga kelas bebas khusus.
Menariknya, dalam beberapa kelas tingkat lanjut, pertandingan akan dilangsungkan tanpa body protector, hal ini sesuai dengan standar penilaian internal yang diberlakukan oleh Perguruan Perisai Diri, yang mengutamakan teknik dan penguasaan diri secara murni.
NTB sendiri tidak hanya berperan sebagai tuan rumah saja, akan tetapi berbeda dari edisi sebelumnya di Bali pada 2022 yang hanya mengirimkan 19 peserta, tahun ini NTB akan menurunkan kontingen penuh dari seluruh kabupaten dan kota, ini merupakan bentuk komitmen penuh daerah untuk menyukseskan PDIC 2025 baik sebagai penyelenggara maupun peserta aktif.
“Kami dari NTB akan menurunkan kontingen penuh se-NTB karena menjadi tuan rumah. Kalau tahun 2022 hanya 19 orang, sekarang lebih banyak,” ujar Intan.
Penunjukan NTB sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Selain fasilitas GOR Turida yang dinilai layak, provinsi ini juga dikenal aktif mengembangkan olahraga dan kegiatan berbasis budaya. PDIC 2025 diharapkan tidak hanya memperkuat citra pencak silat di mata dunia, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata NTB, khususnya wisata olahraga atau sport tourism.
Dari sisi pelaksanaan, panitia akan menyuguhkan nuansa internasional di arena pertandingan, seperti pemasangan bendera negara peserta dan penggunaan elemen visual khas dari masing-masing perkawilan, dalam keberagaman budaya hal ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa pencak silat adalah warisan budaya Indonesia yang mampu menyatukan banyak bangsa.
Persiapan penyelenggaraan sudah dimulai sejak awal tahun. Pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak perguruan dan relawan untuk mengatur penginapan, transportasi, konsumsi, serta pengamanan selama event berlangsung, kehadiran para atlet dan delegasi dari luar negeri juga diyakini akan memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.
Dengan segala kesiapan dan dukungan dari berbagai pihak, NTB menatap PDIC 2025 sebagai momentum emas untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pusat kegiatan budaya dan olahraga di kawasan timur Indonesia. Ajang ini juga akan menjadi awal baru bagi pencak silat Indonesia dalam mengukuhkan keberadaanya di panggung dunia.