Seorang gadis muda berdiri dengan percaya diri di tengah riuhnya gelanggang, di antara teriakan pelatih dan tepuk tangan penonton. Lu’lun Nabillah adalah atlet pencak silat yang mampu menguasai teknik bela diri dan mengubah rasa takut menjadi kekuatan.

Awalnya, silat bukanlah sebuah impian. Pada usia 14 tahun, Lu’lun hanyalah siswi kelas 4 SD yang tak sengaja menonton sekelompok pesilat berlatih di SMP dekat rumahnya. “Awalnya Cuma nonton karena penasaran,” ujarnya. Tak terpikir sama sekali untuk menjadi atlet. Tapi sejak itu, langkah kecilnya dimulai.

Lu’lun pertama kali mengenal pencak silat di perguruan silat Putra Bima. “Dulu hanya coba-coba. Saya ikut seleksi Popda tahun 2020, tapi saya gagal,” kenangnya. Namun, kegagalan itu tidak menghentikannya. Setelah mencoba lagi di Porprov 2023, ia berhasil. Ia berkompetisi di GOR Turide dan memenangkan medali perunggu.

Silat, bagi Lu’lun bukan hanya sekadar olahraga. “Silat udah kayak bagian dari diri saya. Kayak rumah. Kalau nggak kenal silat, mungkin saya sekarang masih pemalu dan takut buat melangkah,” tuturnya.

Tetapi menjadi atlet tidak pernah mudah. “Kalau berat badan gak sesuai, langsung didiskualifikasi,” tegasnya.

Lu’lun mengandalkan dukungan dari orang tua dan teman-teman seperjuangannya untuk tetap disiplin berlatih. Selain itu, ia memegang teguh kalimat pelatihnya, “Kalian juara tergantung amal perbuatan atau tergantung dari seberapa disiplin kalian latihan, bukan dari para pelatih tapi dari diri kalian masing masing.”

Lu’lun sekarang memiliki mimpi baru. Bukan lagi tentang medali, namun tentang berbagi pengetahuan. Ia ingin membantu adik-adiknya yang lebih muda. “Paling tidak, dasar-dasarnya. Karena membela diri sangat penting,” ujarnya.

Lu’lun memberi pesan penuh makna kepada atlet muda yang baru memulai. Untuk ingat tujuan awal dan konsisten itu penting. Sebab, jika tidak konsisten, akan sulit mencapainya.

Lu’lun Nabillah membuktikan bahwa keberanian dan konsistensi dapat menjadikan silat bukan hanya jalan prestasi, tapi juga sebagai jalan hidup.