Mataram – Mahmud (26) merupakan salah satu dari dua penulis buku, “Generasi Transisi dan Turbulensi Politik”. Dia merupakan mahasiswa kelahiran Bima yang menempuh pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Hukum. Pemuda kelahiran 10 September 1997 ini telah menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum 2021 lalu.
Selama menempuh studi, anak ke-enam dari sembilan bersaudara dari pasangan A. Rasyid dan Yana yang kesehariannya bertani dan berkebun ini selalu menggunakan waktu mengisi segala keterbatasan yang ada. Lahir dari keluarga yang tidak mampu bukan alasan untuk tidak mengembangkan potensi diri. Terbukti, secara akademis dia mampu menyelesaikan studi tepat waktu dengan indeks prestasi komulatif “sangat memuaskan” dan ikut serta dalam kegiatan organisasi nasional dan daerah.
“Selama saya mahasiswa, saya menyusun buku bersama Mu’min Boli yang kita beri judul: Generasi Transisi dan Turbulensi Politik. Buku ini merupakan kegelisahan intelektual, yang berisi kumpulan catatan kritis, terkait fenomena kepemudaan, kebangsaan, kebijakan publik negara dan daerah. Alhamdulillah buku ini terbit awal November tahun lalu, setelah saya mendapatkan gelar kesarjaan,” ujar Mahmud saat diwawancarai Katada.id, Selasa malam, (26/4).
Lebih lanjut, Ketua Umum Forum Silatuhrahmi Mahasiswa Donggo (Fosmad) Jogyakata periode 2017-2018 ini menerangkan bahwa gersangnya diskursus kritis dikalangan mahasiswa dan pemuda menjadi dasar penulisan buku tersebut.
“Buku ini diterbitkan Penerbit Kreasi Total Media, awal November 2021. Kami berharap dengan hadirnya buku ini, diskursus kritis mahasiswa dan pemuda bertumbuh. Kami tak ingin mahasiswa sekedar berwacana bahwa dirinya agen of change, agent of control dan moral forces negeri ini. Buku ini, aktualisasi dari peran mahasiswa dan pemuda bahwa, dalam setiap dinamika yang ada, mahasiswa harus berpihak, bagaimanapun caranya,” tegasnya.
Aktivis HMI MPO Cabang Jogja ini juga mengatakan bahwa, pikiran harus diwujudkan dalam sebuah karya. Dia menguraikan, dalam perubahan politik yang sangat cepat (turbulensi) disatu sisi, dan transisi generasi disisi lain, memerlukan kontribusi nyata mahasiswa dan pemuda.
“Saya pribadi merasa bahwa diskursus kritis yang menyangkut peran mahasiswa harus dihidupkan dalam karya. Betapun kecilnya, buku ini karya pertama kami yang harus disyukuri. Saya mendedikasikan buku ini untuk mengisi dinamika intelektual kepemudaan, dan generasi yang mendatang juga untuk memperingati hari buku sedunia yang kita rayakan pada setiap tanggal 23 April. Saya berterimakasih pada semua pihak yang mendukung penerbitan buku ini, lebih khusunya pada orang tua, keluarga , HMI dan Fosmad Jogja” pungkasnya.
Merespon terbitnya buku tersebut, Alumni HMI sekaligus Akademisi, DR. Sobirin SH. M.Hum, menyatakan bahwa buku yang ditulis Mahmud dan Mu’min Boli berisi catatan kritis yang memuat kegundahan dan kegelisahan anak bangsa terhadap situasi bangsa yang kian rapuh dari aktifitas intelektual.
“Buku ini harus dibaca anak muda dan semua orang yang menghendaki perbaikan kualitas kebijakan publik negeri ini. Menjadi kehormatan bagi saya, memberi kata pengantar dalam buku yang ditulis dua anak muda ini,” imbuhnya.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar HMI MPO, Afandi Ismail menyatakan bahwa PB HMI menyambut dan mengapresiasi penerbitan buku, generasi transisi dan turbulensi politik itu.
“Mahmud dan Mu’min Boli mampu membawa pembaca pada suatu perspektif yang luas, kritis dan konstruktif dalam memahami fenomena ekonomi politik, social budaya, dan tema kekiniaan, khususnya pada kebijakan disektor lingkungan hidup,” ungkapnya pada kata pengantarnya.