Tarian Kayaq Sandongan merupakan kesenian menyerupai wayang orang yang dimainkan oleh 7 orang dengan menggunakan topeng dan kostum khusus. Setiap topeng yang digunakan diberi nama sesuai dengan perannya. Adapun peran-peran yang dimainkan yaitu Amaq Darmi (Kayak), Ide, Jempiring, Amaq Kelokop, Inaq Kue dan Amaq Pang. Kostum yang digunakan pun memiliki nama tersendiri yakni panji gelongan, pelangi, rembang, kebaya, gegojer dan begeronde mumpur.
Dalam pertunjukannya, para pemain menggunakan bahasa Sandongan asli dan diucapkan dengan cara menembang. Gendang, seruling, rincik dan lainnya turut serta mengiringi pertunjukan. Musik ini dimainkan oleh beberapa orang yang memang satu kelompok dengan para pemeran Kayak Sandongan.
Pulau Lombok merupakan pulau yang kaya akan keindahan alamnya. Keindahannya ini telah dikenal oleh masyarakat luas di dalam maupun luar negeri. Tak hanya pesona alam yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Lombok, keberagaman tradisi dan budaya juga memegang peranan penting di dalamnya.
Tarian Gendang Beleq adalah salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat Lombok. Tarian ini merupakan tarian yang paling terkenal di Lombok. Hampir seluruh lapisan masyarakat Lombok mengenal tarian ini. Di setiap acara budaya atau acara besar lainnya, tarian Gendang Beleq selalu menjadi suguhan kesenian tradisional yang mampu memikat perhatian penonton dengan daya tariknya tersendiri.
Di samping keterkenalan tarian Gendang Beleq, terdapat tarian yang hampir luput dari perhatian masyarakat Lombok yakni tarian Kayak Sandongan. Tarian ini berasal dari Desa Saribaye, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Tarian asli Lombok ini dapat dikatakan sebagai kesenian yang hampir punah.
Alur cerita yang dimainkan sangat sederhana namun karena dibawakan dengan cara menembang, maka durasi pertunjukan dapat berlangsung lama. Adapun cerita yang dimainkan ialah mulai dari tokoh Amaq Darmi (Kayak) adalah seorang yang alim dan sangat taat pada agama. Pada suatu tempat, bertemulah ia dengan seorang perempuan bernama Jempiring. Konon ceritanya, Jempiring sedang dalam perjalanan meninggalkan suaminya. Adapun suami Jempiring bernama Ide. Tetapi Darmi membujuknya agar tidak pergi dari rumah. Segala hal diupayakan Darmi untuk mencegah Jempiring pergi dan membujuk Jempiring kembali ke rumah Ide, suami sahnya. Sayangnya, usaha tulusnya justru dianggap jelek oleh masyarakat. Tetapi Darmi tidak peduli dengan omongan-omongan yang berkembang di masyarakat. Ia terus berupaya membujuk Jempiring untuk pulang hingga pada suatu hari ia pun akhirnya berhasil.
Di saat Jempiring pulang ke rumah suaminya (Ide), suaminya sangat bahagia sehingga apapun yang diinginkan oleh Jempiring pun dituruti mulai dari begawe beleq hingga mengundang penari-penari untuk berjoget.
Dengan demikian pula, terhapuslah nama buruk Darmi di kalangan masyarakat. Selanjutnya, tak ada lagi umpatan yang ia dapatkan, hanya ada pujian dan decak kagum atas usahanya membujuk Jempiring kembali ke rumah Ide.
Tarian Kayak Sandongan ini sangat terkenal di Kecamatan Lingsar namun hanya segelintir orang luar yang mengetahuinya. Kesenian tradisional yang sarat akan makna ini seharusnya tetap dilestarikan dan diperkenalkan ke masyarakat luas. Masyarakat Desa Saribaye telah melakukan tugasnya dengan baik dengan tetap melestarikan budaya turun temurun ini. Kini, permasalahan lainnya terletak pada bagaimana tarian ini dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram Desa Saribaye telah melakukan upaya untuk mengenalkan tarian ini dengan langkah awal yakni melakukan Rapat Analisis Kebutuhan Pendampingan Sosial yang bekerja sama dengan BNPB. Masyarakat khususnya para pemain tarian Kayak Sandongan diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan agar kedepannya disediakan oleh pihak BNPB.
Penyediaan fasilitas seperti ini tentu sangat dinanti-nanti oleh masyarakat Desa Saribaye terutama pekerja seni tarian Kayak Sandongan. Tersedianya kelengkapan tentu akan menambah semangat dalam berlatih maupun dalam menyuguhkan pertunjukan tari. Selain itu, mahasiswa KKN Unram dan BNPB telah merencanakan dengan matang untuk mendatangkan koreografer sebagai pelatih bagi penari Kayak Sandongan. Hal ini tentu demi mengembangkan dan melestarikan budaya yang telah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Tarian Kayak Sandongan ini akan tetap mengedepankan ciri khasnya meskipun nantinya akan ada tambahan modernisasi baik itu dari segi pengemasan alur cerita maupun atribut yang digunakan dalam pertunjukan. Unsur modernisasi penting untuk diikutsertakan agar tidak monoton dan juga kaum milenial dapat lebih tertarik untuk menyaksikan dan menyukai kesenian tradisional.
Dokumentasi dan membagikan ke sosial media merupakan salah satu cara untuk mengenalkan sesuatu ke pengguna sosial media lainnya. Hal itulah yamg dilakukan mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram untuk mengenalkan Tarian Kayak Sandongan.
Hal ini sangat diperlukan demi kelestarian budaya yang dimiliki Desa Saribaye. Pemerintah setempat sangat berharap agar tarian Kayak Sandongan ini dapat dipatenkan menjadi warisan budaya Kabupaten Lombok Barat.
Selain itu, tarian ini diharapkan tidak hanya tampil pada acara-acara di tingkat kecamatan saja melainkan di festival-festival besar yang dapat mengangkat nama kesenian tradisional dan juga nama dusun atau desa yang bersangkutan. Masyarakat luas perlu tahu potensi atau kekayaan budaya yang dimiliki di setiap daerah khususnya di Lombok.