
Mataram, Infolombok.id – Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sehari sebelum umat Hindu merayakan peringatan tahun baru Saka atau hari raya Nyepi pada Rabu (06/03) kembali akan dimeriahkannya dengan Pawai Ogoh-Ogoh yang diselenggarakan di Jalan Pejanggik, Kota Mataram, yang start-nya telah dimulai pada pukul 14.00 Wita tadi.
Untuk menyukseskan acara tersebut, Polres Kota Mataram telah menyiapkan sejumlah personel untuk menjaga dan menjamin keamanan selama kegiatan tersebut berlangsung. Tercatat sebanyak 131 Ogoh-ogoh yang ikut memeriahkan kegiatan pawai tersebut.
“Pagi hari ini ada ogoh-ogoh, sorenya akan ada kegiatan Perang Api. Kita juga minta kendaraan Brimob untuk ikut mengamankan Perang Api. Walaupun kegiatannya aman-aman saja, tapi kita tetap perlu antisipasi,” Ujar Teguh (salah satu peserta dalam kegiatan tersebut)
Rangkaian kegiatan menjelang Hari Raya Nyepi 2019 ini sendiri telah dimulai pada pukul 06.00 Wita di persimpangan Jalan Selaparang dengan Jalan Pejanggik di Lingkungan Karang Jangkong, Mataram.
“Tadi dini hari ogoh-ogoh sudah mulai berdatangan dan dilakukan penataan, dan paginya juga jalan itu akan ditutup-buka, Hal ini menurutnya, dapat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Mataram, yang diketahui saat ini masih meredup pasca bencana gempa” Ucap Teguh.
Ia menekankan agar persiapan pelaksanaan Pawai Ogoh-Ogoh harap untuk dimaksimalkan, karena meskipun ini merupakan kegiatan rutin umat Hindu namun hal-hal yang bersifat teknis tentu harus dipastikan berjalan dengan baik agar harapannya dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih tahun ini merupakan tahun politik, sehingga bisa dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab dan mencederai makna peleburan Bhuta Kala yang direpresentasikan oleh Ogoh-Ogoh itu sendiri.
Ratusan masyarakat di Kota Mataram terlihat sangat antusias menyaksikan acara tersebut. “Anak-anak saya suka. Mereka senang melihat ogoh-ogoh tiap jelang hari raya nyepi,” kata Maya warga Kekalik, Mataram.
Masyarakat menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh dengan gembira. Apalagi, para pengusung ogoh-ogoh sangat bersemangat dan gembira saat mengarak dan berkeliling di sepanjang jalan utama kota Mataram. “Saya sama keluarga. Kadang suka nonton karena membuat kami gembira. Bhuta kala-nya tidak seram tapi menarik, beragam ogoh-ogohnya. Semakin keren,” kata Adip, warga Karang Pule Kota Mataram.
Mereka (umat Hindu) mengusung perwujudan bhuta kala atau roh jahat itu, seolah-olah hidup dan menakut-nakuti manusia. Iringan gamelan menambah suasana semarak pada kegiatan yang berlangsung siang tadi.