Lombok Timur– Pada Senin, 28 Juli 2025. Dari pukul 7 pagi hingga 10 pagi WITA, berbagai elemen masyarakat bersatu padu membersihkan tumpukan sampah kiriman yang mengotori pantai Meliwis. Kegiatan ini melibatkan perangkat desa, kepala wilayah, BABINSA (Bintara Bina Desa), kepolisian, Ibu-ibu PKK, pedagang sekitar Pantai Meliwis, mahasiswa KKN dari UNU (Universitas Nahdlatul Ulama) Desa Ijo Balit, mahasiswa KKN UNRAM (Universitas Mataram) Desa Labuhan Haji, mahasiswa KKN UNRAM (Universitas Mataram) Desa Tanjung, TNI AD, dan Polisi Airud (Perairan dan Udara).
Kondisi Pantai Meliwis sangat memprihatinkan. Foto-foto yang diambil di lokasi menunjukkan hamparan sampah plastik dan limbah lainnya yang menumpuk di sepanjang pesisir, mengindikasikan tingkat pencemaran yang parah. Sampah-sampah ini, menurut pengakuan banyak pihak, sebagian besar adalah kiriman dari sungai-sungai.
Ahmad Khaidir Idris, salah satu mahasiswa KKN dari Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB), mengungkapkan keprihatinannya. “Jumlah sampah sangat banyak, terutama sampah kiriman dari sungai,” ujarnya.
Dampak dari pencemaran ini tak hanya terasa bagi lingkungan, tetapi juga langsung memukul perekonomian masyarakat setempat. Ibu Hanum, seorang pedagang paruh baya dari Labuhan Haji yang berjualan di area pantai, menceritakan pengalamannya. Tumpukan sampah ini membuat pengunjung enggan datang, yang secara langsung berdampak negatif pada pendapatannya. “Banyaknya sampah membuat pengunjung enggan datang,” keluhnya.
Meskipun demikian, semangat kebersamaan dan kepedulian terlihat jelas dalam setiap aksi. Suasana gotong royong dan kebersamaan menjadi sorotan, menunjukkan bahwa ketika berbagai pihak bersatu, tantangan sebesar apapun dapat dihadapi.
Aksi bersih-bersih ini tidak hanya sekadar membersihkan pantai dari sampah, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk menjaga kelestarian alam dan mendukung mata pencarian warga pesisir.