Foto Dinda Saat Berhasil Menang di Pelombaan Kejuaraan Badung Open Karate, (Bali)

Mataram – Di usia 20 tahun, Dinda Nanda Rizky sudah melewati lebih dari separuh hidupnya bersama dunia karate, perjalanan itu dimulai sejak ia masih duduk di bangku kelas 4 SD, siapa sangka, dari sekadar rasa penasaran, karate kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya.

“Awalnya cuma ikut-ikut teman, tapi lama-lama saya suka. Karate bukan hanya tentang bertarung, tapi juga mendidik kita untuk disiplin, hormat, dan sabar,” ujar Dinda saat diwawancara.

Atlet muda asal Sumbawa Besar ini kini dikenal sebagai salah satu karateka berbakat, ia menjalani latihan rutin dua kali seminggu di luar musim tanding, akan tetapiapi jika sudah mendekati kejuaraan, ia berlatih setiap hari, tantangan fisik seperti lari 20 putaran lapangan dan sprint berbasis waktu (Vo2max) menjadi makanan sehari-hari.

“Latihannya berat, terutama pas interval dan Vo2max itu, kita harus lari sesuai target waktu, dan makin tinggi level kita, makin ketat waktunya,” jelas Dinda.

Cedera menjadi bagian yang tak terhindarkan dari prosesnya, namun, semangatnya tak pernah padam. “Saya tetap latihan walau cedera ringan, biasanya, sakitnya hilang sendiri,” katanya

Dukungan keluarga, terutama orang tuanya, menjadi sumber kekuatan terbesarnya. “Mereka yang selalu ada sejak awal. Walau capek, mereka selalu bilang: kalau ini jalanmu, lanjutkan.”

Dinda pun tak memungkiri bahwa ada masa-masa ia merasa ingin menyerah, terutama ketika terus kalah dalam kejuaraan. Tapi semangat dari pelatih dan rekan-rekannya selalu membuatnya kembali bangkit. “Kalau kalah, bukan berarti gagal. Kita cuma belum selesai.”

Selama bertahun-tahun, Dinda telah mengikuti berbagai kejuaraan tingkat daerah dan nasional. Ia berharap suatu hari bisa berlaga di kancah internasional. Meskipun padat latihan, pendidikan tetap ia prioritaskan. “Pagi sekolah, sore latihan. Sudah ritme biasa.”

Filosofi hidup yang ia pegang sebagai atlet adalah, Juara itu cuma status di atas podium. Turun dari sana, kamu harus mulai dari nol lagi.

Untuk para atlet muda, pesannya sederhana: “Jangan menyerah hanya karena latihan terasa berat. Terus bermimpi, terus latihan. Suatu saat, usahamu pasti akan berarti.”