HOLLYWOOD (29/10/2024) – Media hiburan internasional telah melewati berbagai fase perubahan dari tahun ke tahun. Narasi keberagaman yang berkembang di masyarakat telah mempengaruhi produser dan sutradara dalam menciptakan karya yang lebih inklusif. Kebutuhan akan keberagaman semakin meningkat dengan berkembangnya gerakan-gerakan aktivisme seperti #BlackLivesMatter atau #StopAsianHate, mendorong media untuk lebih aktif merepresentasikan kalangan minoritas demi melawan kebencian. Namun disamping dukungan dari banyak pihak, representasi media juga menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat penikmat seni dan hiburan. Media disebut ‘tidak otentik’ dan hanya memanfaatkan narasi keberagaman untuk memperoleh keuntungan, terutama dalam menarik simpati masyarakat minoritas.
Kontroversi paling terkenal adalah pemilihan Hailey Bailey sebagai Ariel, si putri duyung, dalam adaptasi live action ‘The Little Mermaid’ 2023. Hailey yang berkulit hitam dianggap tidak cocok memerankan karakter Ariel yang versi animasinya digambarkan berkulit putih dan bertubuh mungil, membuat banyak kalangan kecewa dan memutuskan untuk memboikot live action tersebut di bioskop. Disney, media yang memproduksi ‘The Little Mermaid’ saat itu, diketahui mengalami kerugian yang cukup besar dan menerima reaksi negatif dari negara-negara Asia Timur seperti China. Bahkan ‘The Little Mermaid’ hanya memperoleh 2.5 bintang dari Douban, situs ulasan populer di China (theguardian.com). Tagar #NotMyAriel pun trending di internet. Meski begitu, tidak sedikit pula yang memuji penampilan Hailey Bailey, karena dianggap menjadi inspirasi bagi anak-anak yang tumbuh besar di tengah dominasi karakter kulit putih.
Masalah serupa juga dialami oleh Rachel Zegler, yang direncanakan tampil sebagai Snow White dalam live action 2025 mendatang. Belum rilis, Snow White live action sudah menerima banyak kritikan akibat ‘tidak mirip’ dengan karakter Snow White versi tahun 1937. Dalam versi itu, karakter Snow White digambarkan berkulit seputih salju dengan bibi yang sangat merah, dianggap kontras dengan sosok Rachel Zegler yang merupakan keturunan latina dan memiliki tipe kecantikan eksotis.
Kontroversi-kontroversi ini kemudian menciptakan dilema dalam media, mengenai apa yang sebenarnya lebih dibutuhkan masyarakat, keberagaman ataukah otentisitas. Representasi menjadi tantangan tersendiri bagi media untuk bagaimana menyeimbangkan keduanya, tanpa harus mengorbankan karakter klasik yang telah dicintai masyarakat selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan produser atau sutradara dalam meracik karya yang dapat diterima banyak kalangan, dan memperbanyak kreasi karakter baru tanpa harus merubah karakter yang sudah ada.