Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam bentuk keberagaman,seperti keberagaman kewilayahan, ras, golongan, jenis kelamin, agama, adat istiadat, hingga budaya. Keberagaman menjadi bagian dari kehidupan ini harus dijaga demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Di Indonesia keberagaman terbagi kedalam dua jenis:pertama keberagaman wilayah dan lingkungan kedua keberagaman suku bangsa dan budaya.Keberagaman wilayah dan lingkungan adalah keberagaman yang dilihat dari berbagai sisi pada wilayah.Sementara itu,keberagaman suku bangsa dan budaya adalah perbedaan yang ditinjau dari sisi kelompok etnik dengan budaya yang dimilikinya.
Tidak terlepas dari penjelasan diatas, keberagaman itu menjadi suatu keharmonisan antar suku di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Lombok. Suku sasak di Lombok mempunyai ciri khas keberagaman, dalam hal ini “kepercayaan” tersendiri dalam lingkup tradisional, uniknya suku sasak masih mempertahankan tradisi nenek moyangnya sampai sekarang ini, misalnya Tradisi mengambil Air Bong (Kendi).
Air Bong (kendi) merupakan air yang dianggap suci dan ditaruh didalam kendi yang dipercayai mampu memberikan kesembuhan kepada orang-orang yang mengambil air disana,hingga tak jarang digunakan oleh sebagian masyarakat suku sasak dalam kehidupan sehari-hari sampai sekarang ini di daerah-daerah tertentu di Pulau Lombok, khususnya di Dusun Bongkemalik, Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur.
Air Bong (Kendi) tersebut dijaga oleh salah satu tokoh adat yang ada disana bernama Lalu Sukma atau biasa dipanggil dengan Ninik Cuma.Pengambilan atau pengisian Air Bong (kendi) hanya boleh dilakukan oleh beliau saja dan tidak boleh diwakilkan oleh orang lain.Air Bong (kendi) tersebut diambil dari sumber mata air khusus yang berada di aliran sungai yang berjarak kurang lebih setengah kilometer dari keberadaan Bong tersebut.
Apabila masyarakat ingin mengambil air Bong (kendi) maka harus melalui perantara Ninik Cuma dengan membawa wadah yang berisikan benang puteq(benang putih) lekoq (daun sirih) dan buaq (buah pinang).Setelah itu,Ninik Cuma akan membawa wadah tersebut kemudian mengisikannya dengan Air Bong yang dibacakan doa-doa dan memberikannya kembali kepada orang yang sakit tadi sembari memberikan perintah Air tersebut harus di minum di waktu apa,dan menggunakan air tersebut untuk bejarup (basuh muka).
Air Bong yang dianggap suci tidak terlepas dari keberadaan Bong (kendi) itu sendiri yang masih dipercayai oleh masyarakat Suku Sasak yang ada Di Desa Kerongkong memiliki nilai magis yang masih kuat,dimana kita tidak boleh memasuki wilayah Bong(kendi) yang di pagari,tidak boleh berkata kasar di sekitaran wilayah Bong,dan tidak boleh meludah.Intinya tata kerame masih sangat diterapkan disana.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap magis adalah sebuah fenomena sosial yang ada,baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern,tidak terkecuali pada masyarakat yang ada di Dusun Bongkemalik Desa Kerongkong.Karenanya hamper sebagian masyarakat Desa Kerongkong percaya bahwa magi situ betul-betul ada dan terjadi dalam area kehidupan mereka dan mereka percaya bahwa situasi-situasi sosial bisa dipengaruhi,diubah,disembuhkan,dan ditaransformasikan dengan tindakan-tindakan magis.

oleh : Baiq Juwiarni Aftika